Aku mendengar Nabi berkata, “Aku adalah pendahulumu di Danau Fount. (Al-Kauthar).
Keutamaan di Mata Air Surgawi
Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari 6589 dalam Kitab "Melembutkan Hati (Ar-Riqaq)" menetapkan Nabi Muhammad sebagai yang pertama di antara umatnya yang mencapai wadah surgawi yang dikenal sebagai Al-Kawthar pada Hari Kiamat.
Tafsir Al-Kawthar
Al-Kawthar, berasal dari "kathira" (kelimpahan), mewakili mata air megah yang dianugerahkan kepada Nabi oleh Allah. Ulama klasik menafsirkan ini sebagai sungai harfiah di Surga dan metafora untuk warisan spiritual Nabi yang melimpah.
Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa keutamaan ini menunjukkan status khusus Nabi sebagai pendoa syafaat bagi komunitasnya, di mana dia akan ditempatkan untuk memuaskan dahaga spiritual orang beriman setelah perjalanan mengerikan melintasi Jembatan (as-Sirat).
Implikasi Teologis
Hadis ini menegaskan realitas Akhirat dan kepedulian Nabi yang berkelanjutan terhadap kesejahteraan umatnya bahkan setelah kematian. Ini berfungsi sebagai peringatan dan penghiburan - memperingatkan terhadap penyimpangan yang mungkin mencegah seseorang mencapai Mata Air, sambil menghibur orang beriman dengan keramahan Nabi yang diantisipasi.
Al-Nawawi menekankan bahwa riwayat ini seharusnya meningkatkan cinta orang beriman kepada Nabi dan memotivasi kepatuhan pada Sunnahnya, karena mereka yang berinovasi dalam agama mungkin dicegah minum dari sumber yang diberkati ini.
Aplikasi Praktis
Ulama menyimpulkan dari ini bahwa Muslim harus sering mengirimkan berkah kepada Nabi (salawat), mempertahankan keterikatan kuat pada ajarannya, dan menghindari inovasi yang dapat menjauhkan mereka dari syafaatnya.
Gambaran Mata Air harus melembutkan hati (tarqīq al-qulūb) dengan mengingatkan orang beriman akan perawatan abadi Nabi dan imbalan tertinggi untuk kesetiaan pada pesannya.