حَدَّثَنَا عَبْدَانُ، قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، ح وَحَدَّثَنَا بِشْرُ بْنُ مُحَمَّدٍ، قَالَ أَخْبَرَنَا عَبْدُ اللَّهِ، قَالَ أَخْبَرَنَا يُونُسُ، وَمَعْمَرٌ، عَنِ الزُّهْرِيِّ، نَحْوَهُ قَالَ أَخْبَرَنِي عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ، عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ، قَالَ كَانَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدَ النَّاسِ، وَكَانَ أَجْوَدُ مَا يَكُونُ فِي رَمَضَانَ حِينَ يَلْقَاهُ جِبْرِيلُ، وَكَانَ يَلْقَاهُ فِي كُلِّ لَيْلَةٍ مِنْ رَمَضَانَ فَيُدَارِسُهُ الْقُرْآنَ، فَلَرَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم أَجْوَدُ بِالْخَيْرِ مِنَ الرِّيحِ الْمُرْسَلَةِ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan Ibnu 'Abbas

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) adalah yang paling murah hati dari semua orang, dan dia biasa mencapai puncak kemurahan hati di bulan Ramadhan ketika Jibril bertemu dengannya. Jibril biasa bertemu dengannya setiap malam Ramadhan untuk mengajarinya Al-Qur'an. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) adalah orang yang paling murah hati, bahkan lebih murah hati daripada angin kencang yang tak terkendali (dalam kesiapan dan tergesa-gesa untuk melakukan amal amal).

Comment

Keunggulan Kedermawanan Nabi

Riwayat ini dari Sahih al-Bukhari (Kitab: Wahyu, Hadis: 6) menetapkan kedermawanan Nabi Muhammad (ﷺ) yang tak tertandingi, menggambarkannya sebagai orang yang paling dermawan di antara semua manusia. Kedermawanannya bukan sekadar sifat karakter tetapi mencapai puncaknya selama Ramadan, periode yang ditetapkan secara ilahi untuk keunggulan spiritual dan peningkatan pengabdian.

Hubungan Antara Wahyu dan Kedermawanan

Hadis ini secara mendalam menghubungkan kedermawanan Nabi yang meningkat dengan pertemuan spiritual malam harinya dengan Malaikat Jibril. Selama Ramadan, Jibril akan merevisi Al-Qur'an bersamanya. Perendaman terus-menerus dalam Wahyu Ilahi ini memurnikan jiwanya, meningkatkan kesadaran akan Tuhan (Taqwa), dan mewujud sebagai keinginan yang luar biasa untuk memberi, mencerminkan kedermawanan Allah yang tak terbatas.

Perumpamaan Angin yang Tak Terkendali

Para ulama menjelaskan bahwa perbandingan dengan "angin kuat yang tak terkendali" adalah metafora Arab yang sangat ahli (ka al-rih al-mursalah). Ini menandakan beberapa makna: kecepatan dan segera di mana dia memberi, kelengkapan amalnya yang menjangkau semua seperti angin, dan sifat kuat dan tak terhentikan dari keinginan bawaan untuk memberi manfaat kepada orang lain, tidak meninggalkan perbuatan baik yang tidak dilakukan.

Hukum Legal dan Spiritual (Ahkam)

Dari hadis ini, para ulama mengambil rekomendasi (mustahabb) untuk meningkatkan semua bentuk kedermawanan—melalui kekayaan, pengetahuan, dan perilaku baik—terutama selama Ramadan. Ini juga menetapkan keutamaan mempelajari dan merevisi Al-Qur'an selama Ramadan, karena tindakan ini adalah penyebab langsung untuk peningkatan spiritual dan moral, mengubah karakter mukmin menjadi lebih seperti Makhluk Terbaik (ﷺ).