“Saya memiliki aliran darah yang sangat kuat dan berkepanjangan. Saya pergi kepada Nabi -ṣallallāhu 'alaihi wa sallam- untuk bertanya kepadanya tentang hal itu. Dia berkata, “Ini adalah serangan dari syaitan. Maka amatilah haidmu selama enam atau tujuh hari, lalu lakukan Ghusl sampai kamu melihat bahwa kamu bersih. Berdoalah selama dua puluh empat atau dua puluh tiga malam dan hari dan puasa, dan itu sudah cukup. Lakukan setiap bulan seperti wanita lain menstruasi (dan dimurnikan). Tetapi jika Anda cukup kuat untuk menunda shalat Dhuhr dan memajukan shalat Asr, maka buatlah Ghusl ketika Anda dimurnikan dan gabungkan shalat Dhuhr dan Asr bersama-sama; kemudian tunda shalat Maghrib dan lanjutkan shalat Isya, dan lakukan Gusl dan gabungkan kedua shalat itu, lakukanlah demikian. Lakukan itu, lalu basuhlah saat fajar dan shalat fajar. Demikianlah kamu dapat berdoa dan berpuasa jika kamu memiliki kemampuan untuk melakukannya.” Dan dia berkata, “Itu adalah cara yang lebih baik bagiku.” [Dilaporkan oleh lima imam kecuali An-Nasa'i, At-Tirmidhi mengangkatnya sebagai Sahih (suara)]