حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّحْمَنِ بْنُ إِبْرَاهِيمَ الدِّمَشْقِيُّ، حَدَّثَنَا الْوَلِيدُ بْنُ مُسْلِمٍ، حَدَّثَنَا الأَوْزَاعِيُّ، حَدَّثَنِي الزُّهْرِيُّ، عَنْ سَعِيدِ بْنِ الْمُسَيَّبِ، وَأَبِي، سَلَمَةَ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ أَنَّهُمَا حَدَّثَاهُ أَنَّ أَبَا هُرَيْرَةَ كَانَ يَقُولُ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏"‏ إِذَا اسْتَيْقَظَ أَحَدُكُمْ مِنَ اللَّيْلِ فَلاَ يُدْخِلْ يَدَهُ فِي الإِنَاءِ حَتَّى يُفْرِغَ عَلَيْهَا مَرَّتَيْنِ أَوْ ثَلاَثًا فَإِنَّ أَحَدَكُمْ لاَ يَدْرِي فِيمَ بَاتَتْ يَدُهُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Dikatakan bahwa Jabir berkata

“Rasulullah SAW bersabda: 'Apabila seseorang yang terbangun dari tidur dan ingin berwudhu, dia tidak boleh memasukkan tangannya ke dalam wadah yang dia gunakan untuk berwudhu sampai dia telah mencucinya, karena dia tidak tahu di mana tangannya menghabiskan malam atau di mana dia meletakkannya. '” (Salah seorang narator) Abu Ishaq berkata: “Yang benar adalah bahwa hal itu diceritakan dari Jabir, dari Abu Hurairah.”