حَدَّثَنَا عَلِيُّ بْنُ مُحَمَّدٍ، حَدَّثَنَا وَكِيعٌ، وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَعَبْدُ اللَّهِ بْنُ نُمَيْرٍ عَنِ الأَعْمَشِ، عَنْ عَدِيِّ بْنِ ثَابِتٍ، عَنْ زِرِّ بْنِ حُبَيْشٍ، عَنْ عَلِيٍّ، قَالَ عَهِدَ إِلَىَّ النَّبِيُّ الأُمِّيُّ ـ صلى الله عليه وسلم ـ أَنَّهُ لاَ يُحِبُّنِي إِلاَّ مُؤْمِنٌ وَلاَ يُبْغِضُنِي إِلاَّ مُنَافِقٌ ‏.‏
Terjemahan
Diriwayatkan bahwa Abdurrahman bin Abu Laila berkata

"Abu Laila biasa bepergian dengan Ali, dan ia biasa mengenakan pakaian musim panas di musim dingin dan pakaian musim dingin di musim panas. Kami berkata: 'Mengapa kamu tidak bertanya kepadanya (tentang itu)?' Ia berkata: "Rasulullah saw mengutusku dan mataku terasa perih, pada Hari Khaibar. Aku berkata: 'Wahai Rasulullah, mataku perih.' Ia meneteskan ludah ke mataku, lalu ia berkata: 'Ya Allah, hilangkanlah panas dan dingin darinya.' Aku tidak pernah merasa panas atau dingin lagi setelah hari itu. Ia (Nabi) berkata: 'Aku akan mengutus seorang laki-laki yang mencintai Allah dan Rasul-Nya, dan yang dicintai Allah dan Rasul-Nya, dan ia bukanlah orang yang melarikan diri dari medan perang.' Orang-orang menjulurkan leher mereka untuk melihat, dan ia mengutus Ali dan memberikannya (panji) itu kepadanya."