حَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ، حَدَّثَنَا أَبِي، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ أَبِي خَالِدٍ، عَنْ قَيْسِ بْنِ أَبِي حَازِمٍ، عَنْ أَبِي مَسْعُودٍ، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ ‏"‏ إِنَّ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ لاَ يَنْكَسِفَانِ لِمَوْتِ أَحَدٍ مِنَ النَّاسِ. فَإِذَا رَأَيْتُمُوهُ فَقُومُوا فَصَلُّوا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Tidak ada yang dikatakan bahwa Nu'man bin Bashir mengatakan

"Matahari gerhana pada masa Rasulullah (ﷺ), dan dia keluar dengan cemas, menyeret pakaian bawahnya, sampai dia sampai di masjid. Dia terus melakukan shalat sampai gerhana selesai, kemudian dia berkata: 'Beberapa orang mengklaim bahwa matahari dan bulan hanya menjadi gerhana karena kematian seorang pemimpin besar. Tidak demikian. Matahari dan bulan tidak menjadi gerhana untuk kematian atau kelahiran siapa pun. Ketika Allah memanifestasikan diri-Nya kepada apa pun dalam ciptaan-Nya, ia merendahkan diri di hadapan-Nya."