حَدَّثَنَا أَحْمَدُ بْنُ عَبْدَةَ، أَنْبَأَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، حَدَّثَنَا يَحْيَى أَبُو الْمُعَلَّى، عَنِ الْحَسَنِ الْعُرَنِيِّ، قَالَ ذُكِرَ عِنْدَ ابْنِ عَبَّاسٍ مَا يَقْطَعُ الصَّلاَةَ فَذَكَرُوا الْكَلْبَ وَالْحِمَارَ وَالْمَرْأَةَ فَقَالَ مَا تَقُولُونَ فِي الْجَدْىِ إِنَّ رَسُولَ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ كَانَ يُصَلِّي يَوْمًا فَذَهَبَ جَدْىٌ يَمُرُّ بَيْنَ يَدَيْهِ فَبَادَرَهُ رَسُولُ اللَّهِ ـ صلى الله عليه وسلم ـ الْقِبْلَةَ .
Terjemahan
Tidak diceritakan dari 'Abdur-Rahman bin Abu Sa'id bahwa ayahnya mengatakan
"Rasulullah (ﷺ) bersabda: 'Ketika ada di antara kamu yang melakukan shalat, hendaklah dia shalat menghadap ke arah Sutrah, dan biarlah dia mendekatinya, dan jangan biarkan siapa pun lewat di depannya. Jika seseorang datang dan ingin lewat di depannya, biarlah dia melawannya, karena dia adalah seorang Syaitan (setan).'"