عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: «لَوْ يُعْطَى النَّاسُ بِدَعْوَاهُمْ لَادَّعَى نَاسٌ دِمَاءَ رِجَالٍ وَأَمْوَالَهُمْ وَلَكِنَّ الْيَمِينَ عَلَى الْمُدَّعَى عَلَيْهِ» . رَوَاهُ مُسْلِمٌ وَفِي «شَرْحِهِ لِلنَّوَوِيِّ» أَنَّهُ قَالَ: وَجَاءَ فِي رِوَايَةِ «الْبَيْهَقِيِّ» بِإِسْنَادٍ حَسَنٍ أَوْ صَحِيحٍ زِيَادَةٌ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ مَرْفُوعًا: «لَكِنَّ الْبَيِّنَةَ على المدَّعي واليمينَ على مَنْ أنكر»
Terjemahan

Ibnu Abbas melaporkan Nabi berkata, “Jika orang diberi apa yang mereka minta ketika mereka membawa kasus, beberapa akan merenggut nyawa dan harta benda orang lain; tetapi sumpah harus diambil oleh terdakwa.” Muslim menularkannya. Dalam komentar atas karyanya oleh Nawawi dikatakan bahwa dalam versi Baihaqi dengan isnad yang adalah hasan atau sahih ada tambahan pada otoritas Ibnu 'Abbas yang ditelusuri ke Nabi, “Tetapi buktinya terletak pada penggugat dan sumpah harus diambil oleh orang yang menolak klaim.”