عَن أنس قَالَ: كَانَ غُلَامٌ يَهُودِيٌّ يَخْدُمُ النَّبِيَّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ فَمَرِضَ فَأَتَاهُ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَعُودُهُ فَقَعَدَ عِنْدَ رَأْسِهِ فَقَالَ لَهُ: «أَسْلِمْ» . فَنَظَرَ إِلَى أَبِيهِ وَهُوَ عِنْدَهُ فَقَالَ: أَطِعْ أَبَا الْقَاسِمِ. فَأَسْلَمَ. فَخَرَجَ النَّبِيُّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ وَهُوَ يَقُولُ: «الْحَمْدُ لِلَّهِ الَّذِي أَنْقَذَهُ مِنَ النَّارِ» . رَوَاهُ البُخَارِيّ
Terjemahan

Shaddad b. Aus dan as-Sunabihi menceritakan bagaimana, ketika mereka pergi mengunjungi seorang cacat, mereka berkata kepadanya, “Bagaimana kabarmu pagi ini?” Dia menjawab, “Saya cukup nyaman pagi ini.” Shaddad menyuruhnya untuk bersukacita karena perbuatan jahatnya telah ditebus dan dosa-dosanya diampuni, karena dia telah mendengar utusan Tuhan menyatakan bahwa Tuhan yang agung dan mulia berkata, “Ketika aku menderita hamba-Ku yang beriman dan dia memuji aku atas kesengsaraan yang telah aku timbulkan kepadanya, dia akan bangkit dari tempat tidurnya sama seperti dia pada hari ibunya melahirkannya.” Tuhan yang diberkati dan ditinggikan akan berkata, “Aku mengikat dan menyiksa hamba-Ku, jadi catatkanlah kepadanya apa yang kamu catat untuknya ketika dia sehat.” Ahmad menuliskannya.