عَنْ مُعَاذِ بْنِ جَبَلٍ رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «إِن شِئْتُم أنبأتكم مَا أَوَّلُ مَا يَقُولُ اللَّهُ لِلْمُؤْمِنِينَ يَوْمَ الْقِيَامَةِ؟ وَمَا أَوَّلُ مَا يَقُولُونَ لَهُ؟» قُلْنَا: نَعَمْ يَا رَسُولَ اللَّهِ قَالَ:" إِنَّ اللَّهَ يَقُول للْمُؤْمِنين هَل أَحْبَبْتُم لقائي؟ فَيَقُولُونَ نَعَمْ يَا رَبَّنَا فَيَقُولُ: لِمَ؟ فَيَقُولُونَ: رَجَوْنَا عَفْوَكَ وَمَغْفِرَتَكَ. فَيَقُولُ: قَدْ وَجَبَتْ لَكُمْ مَغْفِرَتِي ". رَوَاهُ فِي شَرْحِ السُّنَّةِ وَأَبُو نُعَيْمٍ فِي الْحِلْية
Terjemahan
Anas mengatakan bahwa Nabi mengunjungi seorang pemuda yang sedang sekarat dan bertanya kepadanya bagaimana keadaannya. Dia menjawab, “Saya berharap kepada Tuhan, utusan Tuhan, tetapi saya takut akan dosa-dosa saya,” di mana utusan Tuhan berkata, “Keduanya tidak dapat bersatu dalam hati seseorang pada saat seperti itu tanpa Tuhan memberinya apa yang dia harapkan dan memberinya keamanan dari apa yang dia takuti.” Tirmidhi dan Ibnu Majah menyebarkannya, Tirmidhi mengatakan bahwa ini adalah tradisi gharib.