Ketika kami berada di dekat Madinah sewaktu kami kembali dari sebuah ekspedisi di mana kami telah menemani Nabi, saya mengatakan kepadanya bahwa saya baru saja menikah. Dia bertanya, “Apakah kamu sudah menikah?” dan ketika saya mengatakan kepadanya bahwa saya sudah menikah, dia bertanya apakah saya telah menikah dengan seorang perawan atau seorang wanita yang sebelumnya telah menikah. Ketika saya mengatakan kepadanya bahwa itu adalah orang yang sebelumnya menikah, dia berkata, “Mengapa Anda tidak menikahi seorang perawan yang dengannya Anda bisa berolahraga dan yang bisa bermain-main dengan Anda?” Kemudian ketika kami tiba dan hendak masuk, dia berkata, “Tunggu agar kami dapat masuk pada malam hari, yaitu di malam hari, agar wanita dengan rambut acak-acakan dapat menyisirnya dan wanita yang suaminya telah pergi dapat bersiap-siap [untuk kesenangan suaminya].” * (Bukhari dan Muslim.) * Tastahidd secara harfiah berarti mencukur rambut di bagian pribadi, dan dijelaskan seperti yang digunakan di sini dalam merasakan atau mempersiapkan diri untuk kesenangan suaminya.