عَنْ ثَوْبَانَ قَالَ: قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ: «أَيُّمَا امْرَأَةٍ سَأَلَتْ زَوْجَهَا طَلَاقًا فِي غَيْرِ مَا بَأْسٍ فَحَرَامٌ عَلَيْهَا رَائِحَةُ الْجَنَّةِ» . رَوَاهُ أَحْمَدُ وَالتِّرْمِذِيُّ وَأَبُو دَاوُدَ وَابْنُ مَاجَهْ والدارمي
Terjemahan
'Ali melaporkan Rasulullah berkata, “Tidak ada perceraian sebelum menikah, tidak ada pembebasan sampai seseorang memiliki kepemilikan, tidak ada puasa terus menerus, tidak ada anak yatim setelah usia pubertas, tidak ada menyusui setelah menyapih, dan tidak ada diam sepanjang hari sampai malam” .** Menjaga keheningan sehari penuh sebagai praktik keagamaan ditolak. Hal ini ditularkan dalam Sharh as-Sunnah.