Dia mengatakan bahwa ketika mereka duduk bersama Nabi, seorang pria datang kepadanya dan berkata, “Ya Rasulullah, saya tidak berbuat apa-apa.” Dia bertanya kepadanya apa yang terjadi padanya dan dia menjawab bahwa dia telah melakukan hubungan intim dengan istrinya saat dia berpuasa. Utusan Tuhan kemudian bertanya kepadanya apakah dia bisa membebaskan seorang budak, tetapi dia menjawab bahwa dia tidak bisa. Dia bertanya apakah dia bisa berpuasa dua bulan berturut-turut, tetapi dia menjawab bahwa dia tidak bisa. Dia bertanya apakah dia bisa menyediakan makanan untuk enam puluh orang miskin, dan ketika dia menjawab bahwa dia tidak bisa, dia menyuruhnya untuk duduk. Nabi kemudian menunggu sebentar, dan sementara itu dibawa kepadanya sebuah 'araq berisi kurma, sebuah 'araq adalah keranjang besar.* Dia bertanya di mana orang yang telah menanyainya, dan ketika dia menjawab, “[Di sini] aku,” dia berkata, “Ambil ini dan berikan sebagai sadaqa.” Orang itu menjawab, “Apakah saya harus memberikannya kepada orang yang lebih miskin dari saya, utusan Allah? Aku bersumpah demi Tuhan bahwa tidak ada keluarga yang lebih miskin daripada keluargaku di antara dua dataran lava Madinah,” yaitu dua harra. Nabi kemudian tertawa sehingga gigi matanya terlihat dan berkata, “Berikan itu kepada keluargamu untuk dimakan.” * Dalam menjelaskan kata 'araq, tradisi menyebutnya hugh miktal. Miktal adalah keranjang berisi lima belas sa. Dikatakan juga memiliki kapasitas dua kali lipat itu. (Bukhari dan Muslim.)