Aku mempekerjakan orang-orang dari jumlah kamu untuk menangani hal-hal tertentu yang telah dipercayakan Allah kepadaku, namun salah seorang dari mereka datang dan berkata, “Ini untukmu dan ini adalah hadiah yang diberikan kepadaku.” Mengapa dia tidak duduk di rumah ayahnya atau ibunya dan melihat apakah itu akan diberikan kepadanya atau tidak? Demi Dia yang di tangan-Nya jiwaku berada, barangsiapa mengambil salah satu dari itu pasti akan membawanya pada hari kebangkitan dengan membawa itu di lehernya, baik itu unta yang bergemuruh, lembu yang bergemuruh, atau domba yang mengepul. Kemudian mengangkat tangannya sehingga kita bisa melihat tempat di mana rambut tumbuh di bawah ketiaknya dia berkata, “Ya Tuhan, sudahkah aku memberikan informasi lengkap? Ya Tuhan, apakah aku telah memberikan informasi yang lengkap?” (Bukhari dan Muslim.) Khattabi berkata: Kata-kata “Mengapa dia tidak duduk di rumah ayahnya atau ibunya dan melihat apakah itu akan diberikan kepadanya atau tidak?” adalah bukti bahwa setiap hal yang, ketika diadopsi, mengarah pada sesuatu yang dilarang dengan sendirinya dilarang, dan catatan itu diambil dari setiap orang yang menandatangani perjanjian tentang apakah keputusannya yang dibuat oleh dirinya sendiri seperti keputusannya ketika dia dikaitkan dengan orang lain. Demikianlah dikutip dalam Syariah as-Sunnah.