Barangsiapa menjalankan puasa Ramadhan dengan iman dan mencari pahala (dari Allah), segala dosa sebelumnya akan diampuni, dan barangsiapa shalat di Lailat-ul-Qadr dengan iman dan mencari pahala (dari Allah), segala dosa sebelumnya akan diampuni.
Komentar Hadis
Hadis yang diberkati ini dari Sahih Muslim (Kitab Shalat - Musafir, Hadis 760a) menetapkan dua peluang besar untuk pengampunan ilahi. Yang pertama berkaitan dengan puasa penuh Ramadan dengan niat yang benar, sementara yang kedua berkaitan dengan pelaksanaan shalat yang waspada pada Malam Takdir (Lailat-ul-Qadr).
Syarat Iman dan Keikhlasan
Frasa "dengan iman dan mencari pahala" sangat penting. "Iman" (iman) menandakan keyakinan orang beriman pada kebenaran perintah Allah dan pahala yang dijanjikan. "Mencari pahala" (ihtisaban) berarti melakukan perbuatan murni untuk keridhaan Allah, dengan harapan akan rahmat-Nya dan bukan untuk pujian duniawi atau kebiasaan. Kedua syarat ini adalah kunci yang membuka janji pengampunan.
Pengampunan Dosa-Dosa Sebelumnya
Sifat komprehensif dari pengampunan yang diberikan—"semua dosa-dosanya sebelumnya akan diampuni"—mengacu pada dosa-dosa kecil. Dosa-dosa besar memerlukan pertobatan khusus (tawbah). Pengampunan ilahi ini adalah manifestasi dari rahmat Allah yang luar biasa, memungkinkan orang beriman memulai bab baru yang bersih secara spiritual, tanpa terbebani oleh pelanggaran masa lalu, asalkan mereka menghindari kembali kepadanya.
Keutamaan Lailat-ul-Qadr
Penyebutan khusus shalat pada Lailat-ul-Qadr menyoroti statusnya yang luar biasa. Ibadah pada malam ini, yang lebih baik dari seribu bulan, adalah kesempatan unik untuk peningkatan spiritual. Para ulama menyatakan bahwa "shalat yang diamati" di sini mencakup semua tindakan ibadah yang dilakukan pada malam itu—seperti shalat malam (Qiyam), pembacaan Al-Qur'an, doa (dua'), dan zikir kepada Allah (dhikr).