Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) keluar pada malam hari dan menjalankan shalat di masjid dan beberapa orang berdoa bersamanya. Ketika pagi orang-orang membicarakan hal ini dan sejumlah besar orang berkumpul di sana. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) keluar untuk malam kedua, dan mereka (umat) berdoa bersamanya. Ketika pagi orang-orang mulai membicarakannya. Jadi masjid itu penuh sesak dengan orang-orang pada malam ketiga. Dia (Nabi Suci) keluar dan mereka berdoa bersamanya. Ketika malam keempat, masjid dipenuhi dengan kapasitas maksimalnya tetapi Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak keluar. Beberapa orang di antara kemudian berteriak: "Doa." Tetapi Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) tidak datang kepada mereka sampai dia keluar untuk shalat subuh. Setelah selesai shalat subuh, dia memalingkan wajahnya ke arah orang-orang dan membaca Tashahhud (saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah dan saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Messen-ger-Nya) dan kemudian berkata: Urusan Anda tidak disembunyikan dari saya di malam hari, tetapi saya takut bahwa (saya menjalankan shalat terus menerus) akan membuat shalat malam wajib bagi Anda dan Anda mungkin tidak dapat melakukan dia.
Kitab Doa - Para Musafir
Sahih Muslim 761 b
Analisis Kontekstual
Narasi ini dari Sahih Muslim menunjukkan kebijaksanaan mendalam Nabi dalam legislasi agama. Insiden ini terjadi selama Ramadan ketika Nabi awalnya memimpin shalat malam sukarela (Tahajjud) secara berjamaah selama tiga malam berturut-turut, menarik kerumunan yang semakin besar setiap kali.
Ketidakhadiran pada malam keempat bukanlah kelalaian tetapi kebijaksanaan ilahi - Allah menyembunyikan dari Nabi waktu tepat kemunculannya untuk mencegah jamaah mengharapkan kehadiran rutinnya, sehingga menghindari potensi kewajiban Tahajjud berjamaah.
Kebijaksanaan Hukum & Rahmat Ilahi
Penjelasan Nabi mengungkapkan dua prinsip penting: pengetahuan Allah mencakup semua urusan, dan legislasi ilahi mempertimbangkan kemampuan manusia. Ketakutan bahwa jamaah terus-menerus mungkin membuat shalat malam menjadi wajib menunjukkan rahmat Allah dalam tidak membebani orang beriman melampaui kapasitas mereka.
Insiden ini menetapkan Sunnah shalat Tahajjud secara individu di rumah selama Ramadan, kecuali untuk shalat berjamaah Tarawih yang dikonfirmasi. Tindakan Nabi mengajarkan bahwa meskipun shalat berjamaah memiliki keutamaan, tindakan sukarela sebaiknya dilakukan secara pribadi untuk mempertahankan status non-wajibnya.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik mencatat bahwa kekhawatiran Nabi adalah untuk generasi mendatang yang mungkin merasa shalat malam terus-menerus memberatkan. Ini menunjukkan sifat komprehensif legislasi Islam - mempertimbangkan tidak hanya keadaan saat ini tetapi implikasi masa depan.
Pidato pagi dengan Tashahhud menekankan pentingnya transparansi dalam kepemimpinan agama dan menjelaskan keputusan untuk mencegah kesalahpahaman di antara komunitas.