Saya mendengar dari Ubayy b. Ka'b sebuah pernyataan yang dibuat oleh 'Abdullah b. Mas'ud di mana dia berkata: Dia yang bangun untuk shalat (setiap malam) sepanjang tahun akan memukul Lailat-ul-Qadr. Ubayy berkata: Demi Allah aku tidak ada tuhan selain Dia, bahwa (Lailat-ul-Qadr) ada di bulan Ramadhan (Dia bersumpah tanpa syarat: ) Demi Allah, aku tahu malam; itu adalah malam di mana Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memerintahkan kita untuk shalat. Ini adalah yang mendahului pagi hari dua puluh tujuh puluh dan indikasinya adalah bahwa matahari terbit terang pada hari itu tanpa sinar.
Keunggulan Shalat Malam
Riwayat ini dari Ubayy ibn Ka'b, yang disampaikan melalui otoritas terkemuka Sahih Muslim, menerangi keutamaan mendalam dari Qiyam al-Layl (shalat malam). Pernyataan Ibn Mas'ud menetapkan bahwa pengabdian yang konsisten sepanjang tahun meningkatkan kemungkinan seseorang menemui Laylat al-Qadr, menunjukkan bahwa pahala spiritual sebanding dengan usaha dan konsistensi seseorang dalam ibadah.
Kepastian Waktu Laylat al-Qadr
Sumpah tegas Ubayy ibn Ka'b "Demi Allah, tidak ada tuhan selain Dia" menekankan kepastian mutlak dari pengetahuan ini di antara para Sahabat. Penegasannya yang tak tergoyahkan bahwa Laylat al-Qadr terjadi khususnya di Ramadan mencerminkan kejelasan instruksi kenabian yang diterima oleh para Sahabat.
Identifikasi malam ke-27 berasal dari perintah kenabian langsung, menunjukkan bahwa pengetahuan ini tidak didasarkan pada penalaran pribadi tetapi pada wahyu ilahi. Waktu spesifik ini memberikan fokus bagi orang beriman sambil mempertahankan kebijaksanaan mencari Malam Takdir sepanjang sepuluh malam terakhir.
Tanda Ilahi Laylat al-Qadr
Deskripsi luar biasa tentang matahari terbit "tanpa sinar" pada pagi berikutnya berfungsi sebagai konfirmasi surgawi. Para ulama menjelaskan ini sebagai matahari yang muncul dengan lembut dan bersinar tanpa sinar tajam yang biasa, melambangkan kedamaian dan ketenangan yang turun selama malam yang diberkati ini hingga terbit fajar.
Manifestasi fisik ini berfungsi baik sebagai pahala bagi mereka yang beribadah dan sebagai tanda yang mengonfirmasi terjadinya Laylat al-Qadr, memadukan pengalaman spiritual dengan realitas nyata sesuai dengan kebijaksanaan Allah.
Implikasi Hukum dan Spiritual
Hadis ini menetapkan pahala besar untuk shalat malam sepanjang tahun, dengan penekanan khusus pada Ramadan. Konsentrasi usaha selama sepuluh malam terakhir, khususnya malam ke-27, mengikuti praktik kenabian sambil mempertahankan pendekatan komprehensif terhadap ibadah.
Riwayat ini menunjukkan pelestarian teliti para Sahabat terhadap ajaran kenabian dan kepastian mereka yang tak tergoyahkan dalam masalah agama, memberikan panduan jelas bagi Muslim dalam mencari malam paling diberkati dalam kalender Islam ini.