حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ حُمَيْدِ بْنِ عَبْدِ الرَّحْمَنِ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ مَنْ قَامَ رَمَضَانَ إِيمَانًا وَاحْتِسَابًا غُفِرَ لَهُ مَا تَقَدَّمَ مِنْ ذَنْبِهِ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan

Shu'ba melaporkan hadis ini dengan rantai pemancar yang sama, tetapi dia tidak menyebutkan bahwa Shu'ba ragu dan apa yang terjadi selanjutnya.

Comment

Kitab Doa - Para Musafir

Penulis: Sahih Muslim | Referensi Hadis: Sahih Muslim 762 c

Analisis Tekstual

Narasi ini dari Shu'ba melalui rantai periwayat yang sama menunjukkan variasi dalam transmisi. Meskipun konten inti tetap konsisten, Shu'ba menghilangkan elemen-elemen keraguan tertentu dan detail selanjutnya yang hadir dalam versi lain.

Komentar Ilmiah

Dalam ilmu hadis ('ilm al-ḥadīth), variasi semacam ini antara transmisi dikenal sebagai "ikhtilāf al-riwāyah" (perbedaan dalam narasi). Para ulama hadis dengan cermat mendokumentasikan perbedaan ini untuk menentukan versi yang paling otentik.

Penghilangan elemen keraguan menunjukkan bahwa transmisi Shu'ba mewakili versi yang lebih tegas, mungkin mencerminkan ketepatannya dalam menyampaikan hanya apa yang dia yakini dari sumbernya.

Implikasi Hukum

Ketika seorang periwayat yang andal seperti Shu'ba menghilangkan kualifikasi tertentu, para ahli hukum mungkin lebih memilih versinya sebagai representasi keputusan hukum yang lebih jelas. Prinsip ini mengikuti maksim bahwa kepastian tidak dibatalkan oleh keraguan.

Rantai transmisi yang konsisten (isnād) di berbagai versi memperkuat keaslian keseluruhan hadis, sementara variasi dalam kata-kata memberikan wawasan tentang proses pelestarian yang teliti.