حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ أَنَسِ بْنِ مَالِكٍ، أَنَّهُ أَخْبَرَهُ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنِ الدُّبَّاءِ وَالْمُزَفَّتِ أَنْ يُنْبَذَ فِيهِ ‏.‏
Salin
Zadhan melaporkan

Aku berkata kepada Ibnu 'Umar: Katakan kepadaku dalam bahasamu sendiri dan kemudian jelaskan kepadaku dalam bahasa apa pun karena bahasamu berbeda dengan bahasa kami (tentang bejana-bejana) di mana Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) telah melarang (kami) untuk minum. Dia berkata: Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) telah melarang (persiapan) Nabidh di Hantama dan itu adalah kendi (diolesi dengan nada), labu dan itu labu, di dalam guci yang dipernis, di tunggul berongga dan di dalam bejana kayu. Naqir ini adalah kayu kurma dari mana bejana itu dibuat atau dilubangi, tetapi dia memerintahkan kami untuk menyiapkan Nabidh dengan kulit air.