Jangan mengutuk Waktu, karena Allahlah yang adalah Waktu.
Buku Mengenai Penggunaan Kata-Kata yang Benar
Penulis: Sahih Muslim
Referensi Hadis: Sahih Muslim 2246 e
Analisis Teks
Larangan "Jangan mengutuk Waktu, karena Allah-lah yang adalah Waktu" memerlukan pemahaman yang hati-hati. Istilah Arab "ad-dahr" (waktu) tidak boleh dipahami secara harfiah sebagai menganggap ketuhanan pada waktu itu sendiri, melainkan bahwa Allah adalah Pencipta dan Pengendali waktu.
Interpretasi Ilmiah
Imam An-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini melarang mengutuk waktu karena semua peristiwa dalam waktu terjadi berdasarkan ketetapan dan kehendak Allah. Ketika orang mengalami kemalangan dan mengutuk waktu, mereka pada dasarnya menentang pengaturan ilahi Allah.
Ibn Al-Athir menjelaskan bahwa frasa "karena Allah-lah yang adalah Waktu" berarti bahwa Allah adalah Yang mengelola dan mengatur urusan waktu, bukan bahwa waktu adalah atribut dari esensi Allah.
Aplikasi Praktis
Ajaran ini menginstruksikan orang beriman untuk mengaitkan semua peristiwa pada kebijaksanaan Allah daripada mengutuk keadaan sementara. Ini menumbuhkan kesabaran dan pemahaman yang tepat tentang ketetapan ilahi (qadr).
Larangan ini meluas ke frasa seperti "Waktu telah mengkhianatiku" atau "Aku tidak beruntung dengan waktu," karena ini menyiratkan keberatan terhadap pengelolaan urusan oleh Allah.