"Kemudian dia boleh memilih doa apa pun yang menyenangkannya."
Kitab Doa - Sahih Muslim 402b
"Kemudian dia dapat memilih doa apa pun yang menyenangkannya." Narasi ini dari Sahih Muslim menetapkan kebolehan doa pribadi (du'a) setelah shalat wajib. Para ulama klasik menjelaskan bahwa ini merujuk pada periode setelah penyelesaian shalat yang ditetapkan, sebelum taslim (salam) terakhir.
Imam al-Nawawi berkomentar dalam Sharh Sahih Muslim-nya bahwa hadis ini menunjukkan fleksibilitas yang diberikan kepada penyembah dalam memilih doa pribadi. Frasa "yang menyenangkannya" menunjukkan bahwa seseorang dapat memilih dari doa-doa kenabian yang mapan atau merumuskan permintaan tulusnya sendiri dalam bahasa apa pun, asalkan isinya sesuai dengan prinsip-prinsip Islam.
Keputusan ini mencerminkan rahmat hukum Islam, memungkinkan umat beriman untuk berkomunikasi dengan Pencipta mereka menggunakan kata-kata yang sesuai dengan hati dan keadaan mereka, sambil mempertahankan etika doa yang benar seperti yang diajarkan oleh Nabi Muhammad (semoga damai besertanya).