حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، جَمِيعًا عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ أُمِرَ بِلاَلٌ أَنْ يَشْفَعَ، الأَذَانَ وَيُوتِرَ الإِقَامَةَ ‏.‏ زَادَ يَحْيَى فِي حَدِيثِهِ عَنِ ابْنِ عُلَيَّةَ فَحَدَّثْتُ بِهِ أَيُّوبَ فَقَالَ إِلاَّ الإِقَامَةَ ‏.‏
Terjemahan
Anas melaporkan

Bilal diperintahkan (oleh Rasulullah) untuk mengulangi (ungkapan) Adzan dua kali dan sekali dalam Iqama. Narator berkata: Aku menyebutkannya di hadapan Ayyub yang berkata: Kecuali mengatakan: Qamat-is-Salat [waktu untuk shalat telah tiba].

Comment

Kitab Doa-Doa - Sahih Muslim 378a

Narasi ini dari Sahih Muslim merinci instruksi ilahi yang diberikan kepada Bilal ibn Rabah, mu'adhdhin terhormat Nabi ﷺ, mengenai perumusan panggilan untuk shalat.

Komentar tentang Pengulangan Adzan

Perintah untuk Bilal melafalkan frasa Adzan dua kali menunjukkan penekanan pada proklamasi publik dan memastikan panggilan mencapai semua penduduk. Pengulangan ini berfungsi untuk membangunkan yang lalai, mengingatkan yang lupa, dan mengumumkan masuknya waktu shalat dengan kejelasan dan penekanan.

Pengulangan ganda menetapkan sunnah yang telah dilestarikan sepanjang sejarah Islam, menciptakan pola pendengaran yang khas yang membedakan Adzan dari ucapan biasa dan meningkatkan signifikansi spiritualnya.

Perbedaan dalam Iqamah

Instruksi untuk melafalkan frasa Iqamah sekali (kecuali "Qad qamat-is-Salat") mencerminkan tujuan berbeda dari Adzan dan Iqamah. Sementara Adzan adalah pengumuman umum untuk jamaah yang jauh, Iqamah berfungsi sebagai sinyal segera bagi mereka yang sudah hadir di masjid.

Pengecualian yang dicatat oleh Ayyub - bahwa "Qad qamat-is-Salat" harus diucapkan dua kali - mempertahankan penekanan pada kesegeraan dimulainya shalat, menyeimbangkan keringkasan dengan penekanan yang diperlukan untuk persiapan jamaah.

Implikasi Hukum

Hadis ini menetapkan praktik dasar untuk jumlah pengulangan dalam Adzan dan Iqamah. Para ulama telah menyimpulkan dari ini bahwa Adzan standar terdiri dari lima belas frasa ketika dihitung dengan pengulangan, sementara Iqamah memiliki sebelas frasa.

Pelestarian instruksi Kenabian ini melalui rantai periwayatan yang andal memastikan kelangsungan tradisi suci ini dalam bentuk otentiknya di seluruh dunia Muslim.