حَدَّثَنَا خَلَفُ بْنُ هِشَامٍ، حَدَّثَنَا حَمَّادُ بْنُ زَيْدٍ، ح وَحَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، أَخْبَرَنَا إِسْمَاعِيلُ ابْنُ عُلَيَّةَ، جَمِيعًا عَنْ خَالِدٍ الْحَذَّاءِ، عَنْ أَبِي قِلاَبَةَ، عَنْ أَنَسٍ، قَالَ أُمِرَ بِلاَلٌ أَنْ يَشْفَعَ، الأَذَانَ وَيُوتِرَ الإِقَامَةَ ‏.‏ زَادَ يَحْيَى فِي حَدِيثِهِ عَنِ ابْنِ عُلَيَّةَ فَحَدَّثْتُ بِهِ أَيُّوبَ فَقَالَ إِلاَّ الإِقَامَةَ ‏.‏
Terjemahan
Anas b. Malik melaporkan

Mereka (para sahabat) membahas bahwa mereka harus mengetahui waktu shalat melalui sesuatu yang diakui oleh semua orang. Beberapa dari mereka mengatakan bahwa api harus dinyalakan atau bel harus dibunyikan. Tetapi Bilal diperintahkan untuk mengulangi frasa itu dua kali dalam bahasa Adzan, dan sekali dalam bahasa Iqama.