حَدَّثَنِي يَحْيَى بْنُ يَحْيَى، قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنِ ابْنِ شِهَابٍ، عَنْ عَطَاءِ بْنِ يَزِيدَ اللَّيْثِيِّ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم قَالَ ‏"‏ إِذَا سَمِعْتُمُ النِّدَاءَ فَقُولُوا مِثْلَ مَا يَقُولُ الْمُؤَذِّنُ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
'Umar b. al-Khattab melaporkan

Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Ketika Mu'adhdhin berkata: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, dan salah satu dari kamu harus menjawab ini: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar; (dan ketika Mu'adhdhin) berkata: Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, seseorang harus menanggapi: Saya bersaksi bahwa tidak ada tuhan selain Allah, dan ketika dia berkata: Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah, seseorang harus menjawab: Saya bersaksi bahwa Muhammad adalah Rasulullah. Ketika dia (Mu'adhdhin) berkata: Datanglah untuk shalat, seseorang harus menjawab: Tidak ada kekuatan dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah. Ketika dia (Mu'adhdhin) berkata: Datanglah ke keselamatan, seseorang harus menjawab: Tidak ada kekuatan dan tidak ada kekuatan kecuali dengan Allah, dan ketika dia (Mu'adhdhin) berkata: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar, maka buatlah jawaban: Allah Maha Besar, Allah Maha Besar. Ketika dia (Mu'adhdhin) berkata: Tidak ada tuhan selain Allah, dan dia yang membuat jawaban dari hati: Tidak ada tuhan selain Allah, dia akan masuk surga.

Comment

Kitab Doa - Sahih Muslim 385

Hadis mulia ini dari Sahih Muslim menetapkan etiket yang tepat untuk menanggapi panggilan shalat (adzan). Nabi Muhammad (ﷺ) dengan cermat menetapkan tanggapan khusus untuk setiap frasa adzan, mengubahnya dari sekadar pengumuman menjadi dialog spiritual yang mendalam antara orang beriman dan Yang Ilahi.

Komentar tentang Tanggapan

Ketika muadzin menyatakan "Allahu Akbar" (Allah Maha Besar), pendengar menegaskan kebenaran tertinggi ini dengan mengulangi frasa yang sama. Deklarasi bersama ini menetapkan prinsip dasar teologi Islam - keunggulan mutlak Allah atas semua ciptaan.

Kesaksian iman (syahadat) mendapat penekanan khusus. Ketika muadzin menyatakan keesaan Allah dan kenabian Muhammad, penanggap menggema keyakinan mendasar ini, sehingga memperbarui perjanjian mereka dengan Allah dan memperkuat identitas Islam mereka.

Signifikansi Spiritual "Hayya 'ala-s-Salah"

Tanggapan terhadap "Mari shalat" berbeda secara mencolok. Daripada hanya mengulangi panggilan, orang beriman menegaskan "La hawla wa la quwwata illa billah" (Tidak ada daya dan kekuatan kecuali dengan Allah). Para ulama menjelaskan bahwa ini mengajarkan kerendahan hati - mengakui bahwa kemampuan kita untuk shalat datang bukan dari diri kita sendiri tetapi melalui pemberdayaan Ilahi.

Janji Surga

Hadis ini diakhiri dengan janji yang megah: siapa pun yang bersaksi "Tidak ada tuhan selain Allah" dengan keyakinan tulus dari hati akan masuk Surga. Ini menekankan bahwa pengulangan verbal belaka tidak cukup; iman sejati harus menembus hati dan mewujud dalam tindakan saleh.

Keputusan Hukum dan Manfaat

Para ulama mengklasifikasikan menanggapi adzan sebagai sunnah yang sangat dianjurkan (mustahabb). Tanggapan harus dilakukan dengan tenang, kecuali untuk frasa syahadat yang dapat diucapkan dengan keras. Praktik ini mempersiapkan hati untuk shalat, meningkatkan pahala spiritual, dan berfungsi sebagai pengingat konstan tentang tujuan utama kita dalam hidup - penyembahan kepada Tuhan Yang Maha Esa.