"Ketika Allah menjatuhkan kekalahan pada tentara Persia, Kaisar berpindah dari Hims ke Aelia (Bait al-Maqdis) karena bersyukur kepada Allah karena Dia memberinya kemenangan." Dalam hadits ini muncul kata-kata ini: "Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya," dan berkata: "Dosa para pengikutmu," dan juga mengucapkan kata-kata: "untuk panggilan Islam".
Konteks Sejarah & Latar Belakang
Narasi ini dari Sahih Muslim 1773b menggambarkan akibat dari kemenangan Bizantium atas Kekaisaran Persia Sassaniyah, yang terjadi tak lama sebelum munculnya Islam. Kaisar (Heraclius) memindahkan ibu kotanya dari Hims ke Yerusalem (Aelia/Bait al-Maqdis) sebagai rasa syukur kepada Allah atas kemenangan ini, mengakuinya sebagai bantuan ilahi.
Analisis Frasa Kunci
"Dari Muhammad, hamba Allah dan Rasul-Nya" - Pembukaan ini menunjukkan kerendahan hati Nabi, menempatkan penghambaan kepada Allah sebelum kerasulan, mengikuti preseden Al-Quran di mana Allah menggambarkan Nabi-Nya sebagai "hamba-Nya" (17:1).
"Dosa pengikutmu" - Ini merujuk pada orang-orang Kristen yang menyekutukan Allah dengan mengklaim Yesus sebagai anak Tuhan. Surat Nabi menyeru mereka untuk meninggalkan syirik ini dan menerima tauhid murni.
"Kepada seruan Islam" - Ini menunjukkan sifat universal pesan Islam, mengundang semua orang terlepas dari afiliasi sebelumnya untuk tunduk kepada Tuhan yang satu benar melalui wahyu terakhir.
Komentar Ilmiah
Imam al-Nawawi menjelaskan bahwa hadis ini mengandung beberapa pelajaran penting: kebolehan menulis kepada penguasa non-Muslim untuk mengajak mereka ke Islam, etika dakwah yang tepat, dan mengenali tanda-tanda kekuasaan Allah dalam peristiwa sejarah.
Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa perpindahan Heraclius ke Yerusalem menunjukkan bagaimana bahkan penguasa non-Muslim dapat mengakui karunia Allah, namun gagal memeluk iman sejati karena keterikatan duniawi dan takut kehilangan kekuasaan mereka.
Implikasi Hukum & Teologis
Narasi ini menetapkan sunnah berkorespondensi dengan pemimpin non-Muslim untuk tujuan dakwah, menggunakan bahasa yang hormat namun jelas yang membedakan antara kebenaran dan kepalsuan.
Teks ini menunjukkan posisi Islam terhadap Kekristenan - mengakui pengakuan parsial mereka terhadap kebenaran ilahi sambil dengan jelas mengidentifikasi kesalahan teologis mereka yang merupakan syirik.