Saya melihat Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pada waktu shalat sore dan orang-orang meminta air untuk berwudhu yang tidak mereka temukan. (Sejumlah kecil) air dibawa kepada Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dan dia meletakkan tangannya di dalam bejana itu dan memerintahkan orang-orang untuk berwudhu. Saya melihat air menyembur dari jari-jarinya dan orang-orang berwudhu sampai yang terakhir di antara mereka melakukannya.
Kitab Keutamaan - Sahih Muslim 2279 b
Riwayat ini dari Sahih Muslim menggambarkan salah satu mukjizat nyata yang diberikan kepada Nabi Muhammad (ﷺ) dengan izin Allah. Insiden ini terjadi pada waktu shalat Ashar ketika para Sahabat menghadapi kelangkaan air untuk wudhu.
Konteks dan Signifikansi
Kelangkaan air dalam kondisi gurun adalah kekhawatiran nyata untuk kesucian ritual. Mukjizat ini menunjukkan dukungan Allah bagi Rasul-Nya dan fasilitasi ilahi untuk ibadah.
Aliran air dari jari-jari Nabi menyerupai mukjizat Nabi Musa ketika air mengalir dari batu, menetapkan kontinuitas dalam mukjizat kenabian.
Komentar Ilmiah
Ulama klasik mencatat ini sebagai salah satu mukjizat nyata (mu'jizat) yang menegaskan kebenaran Nabi. Air muncul dari antara jari-jarinya secara spesifik, bukan dari seluruh tangan, menekankan ketepatan mukjizat.
Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa mukjizat seperti itu diberikan untuk memperkuat iman orang beriman dan menunjukkan kekuatan Allah yang bekerja melalui Rasul pilihan-Nya.
Al-Qadi 'Iyad mengamati bahwa mukjizat ini melayani tujuan praktis dan spiritual - memecahkan kebutuhan segera sambil memperkuat dukungan ilahi bagi komunitas Muslim.
Pelajaran Spiritual
Peristiwa ini mengajarkan ketergantungan pada Allah selama kesulitan dan bahwa bantuan ilahi datang dengan cara di luar sarana biasa.
Ini menggambarkan kepedulian Nabi terhadap ibadah komunitasnya dan rahmat Allah dalam memfasilitasi kewajiban agama.
Mukjizat ini menunjukkan bahwa kelangkaan materi bukanlah penghalang ketika kehendak ilahi campur tangan untuk mendukung orang-orang beriman.