حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ بْنُ سَعِيدٍ الثَّقَفِيُّ، وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ - وَتَقَارَبَا فِي اللَّفْظِ وَهَذَا حَدِيثُ قُتَيْبَةَ - قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو عَوَانَةَ عَنْ سِمَاكٍ عَنْ مُوسَى بْنِ طَلْحَةَ عَنْ أَبِيهِ قَالَ مَرَرْتُ مَعَ رَسُولِ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِقَوْمٍ عَلَى رُءُوسِ النَّخْلِ فَقَالَ ‏"‏ مَا يَصْنَعُ هَؤُلاَءِ ‏"‏ ‏.‏ فَقَالُوا يُلَقِّحُونَهُ يَجْعَلُونَ الذَّكَرَ فِي الأُنْثَى فَيَلْقَحُ ‏.‏ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ مَا أَظُنُّ يُغْنِي ذَلِكَ شَيْئًا ‏"‏ ‏.‏ قَالَ فَأُخْبِرُوا بِذَلِكَ فَتَرَكُوهُ فَأُخْبِرَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم بِذَلِكَ فَقَالَ ‏"‏ إِنْ كَانَ يَنْفَعُهُمْ ذَلِكَ فَلْيَصْنَعُوهُ فَإِنِّي إِنَّمَا ظَنَنْتُ ظَنًّا فَلاَ تُؤَاخِذُونِي بِالظَّنِّ وَلَكِنْ إِذَا حَدَّثْتُكُمْ عَنِ اللَّهِ شَيْئًا فَخُذُوا بِهِ فَإِنِّي لَنْ أَكْذِبَ عَلَى اللَّهِ عَزَّ وَجَلَّ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Anas melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) kebetulan melewati orang-orang yang sibuk mencangkok pohon-pohon tersebut. Setelah itu dia berkata

Jika Anda tidak melakukannya, itu mungkin baik untuk Anda. (Jadi mereka meninggalkan praktik ini) dan terjadi penurunan hasil. Dia (Nabi Suci) kebetulan melewati mereka (dan berkata): Apa yang salah dengan pohon-pohonmu? Mereka berkata: Kamu mengatakan ini dan itu. Setelah itu dia berkata: Kamu memiliki pengetahuan yang lebih baik (tentang keterampilan teknis) dalam urusan dunia.

Comment

Kitab Keutamaan - Sahih Muslim 2363

Narasi ini dari Sahih Muslim menyajikan pelajaran mendalam tentang keahlian duniawi dan bimbingan agama. Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) awalnya menasihati beberapa sahabat mengenai praktik pertanian, menyarankan bahwa jika mereka menghindari metode tertentu, itu mungkin lebih baik bagi mereka.

Ketika mereka mengikuti nasihat ini dan mengalami hasil yang berkurang, Nabi mengakui keahlian praktis mereka dalam urusan duniawi. Pernyataannya "Kalian memiliki pengetahuan yang lebih baik dalam urusan dunia" menetapkan prinsip Islam yang penting bahwa pengetahuan duniawi khusus berada pada para praktisinya.

Hadis ini menunjukkan kebijaksanaan Nabi dalam membedakan antara bimbingan agama dan keahlian teknis. Sementara para sahabat dengan benar memprioritaskan nasihat Nabi, dia sendiri menjelaskan bahwa dalam hal keterampilan dan profesi duniawi, mereka yang memiliki pengetahuan khusus harus menggunakan pertimbangan mereka.

Insiden ini berfungsi sebagai preseden dasar bagi ilmu keislaman mengenai hubungan antara otoritas agama dan keahlian profesional, menekankan bahwa kompetensi dalam urusan duniawi harus dihormati dan digunakan untuk manfaat masyarakat.