Perumpamaan dari petunjuk dan pengetahuan yang dengannya Allah, Yang Maha Mulia, telah mengutus aku adalah hujan yang turun ke atas bumi. Ada sebidang tanah yang baik yang menerima curah hujan (dengan penuh semangat) dan akibatnya tumbuh di dalamnya rumput dan rumput yang berlimpah. Kemudian ada tanah yang keras dan tandus yang menahan air dan orang-orang memperoleh manfaat darinya dan mereka meminumnya dan membuat hewan minum. Lalu ada negeri lain yang tandus. Tidak ada air yang tertahan di dalamnya, dan rumput yang tumbuh di dalamnya juga tidak ada yang tertahan. Dan itulah persamaan dari orang pertama yang mengembangkan pemahaman agama Allah dan itu menjadi sumber manfaat baginya yang dengannya Allah mengutus saya. (Yang kedua adalah itu) yang memperoleh pengetahuan tentang agama dan memberikannya kepada orang lain. (Maka tipe lainnya adalah) orang yang tidak memperhatikan (ilmu yang diwahyukan) dan dengan demikian tidak menerima petunjuk Allah yang telah diutus kepadaku.
Perumpamaan Hujan: Sebuah Eksposisi
Hadis yang mendalam dari Sahih Muslim 2282 ini menggunakan metafora hujan untuk menggambarkan bagaimana orang menerima bimbingan ilahi. Hujan mewakili wahyu dan pengetahuan yang dibawa oleh Nabi Muhammad ﷺ, turun sama rata kepada semua, namun menghasilkan hasil yang berbeda berdasarkan daya terima bumi.
Tiga Jenis Bumi
Tanah Subur: Ini melambangkan orang beriman yang memahami pengetahuan agama, menginternalisasikannya, bertindak berdasarkan itu, dan mengajarkannya kepada orang lain. Mereka menyerap bimbingan ilahi seperti tanah subur menyerap hujan, menghasilkan buah spiritual yang melimpah yang menguntungkan diri mereka sendiri dan orang lain.
Tanah Keras tetapi Bermanfaat: Ini mewakili seseorang yang menghafal dan menyampaikan pengetahuan agama tetapi tidak sepenuhnya menginternalisasi kebijaksanaannya. Meskipun kurang pemahaman mendalam, mereka berfungsi sebagai reservoir pengetahuan dari mana orang lain dapat minum dan mendapat manfaat.
Tanah Gersang: Ini menandakan mereka yang sepenuhnya berpaling dari bimbingan ilahi. Tidak mempertahankan pengetahuan maupun menghasilkan manfaat spiritual apa pun, mereka tetap gersang secara spiritual meskipun hujan wahyu turun pada mereka.
Wawasan Ilmiah
Imam An-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini mengkategorikan hubungan orang dengan pengetahuan agama. Jenis pertama mencapai manfaat lengkap; yang kedua mendapatkan beberapa pahala melalui transmisi; yang ketiga tidak mendapatkan apa-apa selain kekurangan.
Ibn Rajab al-Hanbali mencatat bahwa pemahaman sejati memerlukan baik menerima pengetahuan maupun membiarkannya mengubah hati dan tindakan seseorang, sama seperti tanah subur memungkinkan hujan menembus dalam dan menghasilkan vegetasi.
Relevansi Kontemporer
Ajaran ini dari Kitab Kebajikan mengingatkan kita bahwa sekadar terpapar pada pengetahuan agama tidak cukup. Kita harus berusaha menjadi seperti tanah subur - terbuka, reseptif, dan produktif - membiarkan bimbingan ilahi mengubah karakter dan tindakan kita sambil menguntungkan orang lain melalui pengajaran dan teladan.