حَدَّثَنِي أَحْمَدُ بْنُ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ يُونُسَ، حَدَّثَنَا زَائِدَةُ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الْمَلِكِ بْنُ عُمَيْرٍ، قَالَ سَمِعْتُ جُنْدَبًا، يَقُولُ سَمِعْتُ النَّبِيَّ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ أَنَا فَرَطُكُمْ، عَلَى الْحَوْضِ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Hadis telah diriwayatkan pada otoritas al-A'mash dengan rantai pemancar yang sama tetapi tidak disebutkan tentang

" Mereka adalah teman-temanku; mereka adalah temanku."

Comment

Kitab Keutamaan

Sahih Muslim 2297 b

Komentar Hadis

Pernyataan mulia ini, "Mereka adalah sahabatku; mereka adalah sahabatku," yang dikaitkan dengan Nabi Muhammad (semoga damai menyertainya), berfungsi sebagai bukti mendalam tentang status tinggi para Sahabat. Pengulangan menekankan kepastian dan pentingnya perbedaan mereka.

Dari perspektif ilmiah klasik, hadis ini menetapkan keutamaan tak tertandingi dari mereka yang beriman kepada Nabi, melihatnya, dan mendukungnya. Mereka adalah generasi terpilih yang menerima wahyu secara langsung dan menyampaikannya dengan murni kepada generasi berikutnya. Persahabatan mereka adalah tanda nikmat ilahi dan sumber pahala abadi.

Deklarasi ini juga berfungsi sebagai peringatan keras terhadap berbicara buruk tentang para Sahabat atau menyimpan kebencian terhadap mereka. Mencela mereka berarti menentang pujian eksplisit Nabi dan, dengan perluasan, menentang Allah yang memilih mereka untuk menjadi pendukung Utusan-Nya dan pendiri agama-Nya.

Interpretasi Ilmiah

Imam Nawawi, dalam komentarnya tentang Sahih Muslim, menjelaskan bahwa hadis ini menekankan kewajiban untuk memegang para Sahabat dalam penghargaan tinggi, untuk mengakui kontribusi besar mereka terhadap Islam, dan untuk percaya pada keunggulan status mereka di atas semua yang datang setelah mereka.

Para ulama Ahl al-Sunnah wal-Jama'ah sepakat bulat bahwa mencintai para Sahabat adalah artikel iman yang mendasar, dan bahwa berbicara buruk tentang mereka adalah kesesatan besar yang dapat membawa seseorang keluar dari lipatan kepercayaan ortodoks.