Saya telah diberi keunggulan atas nabi-nabi lain dalam enam hal: Saya telah diberi kata-kata yang ringkas tetapi komprehensif dalam makna; Aku telah ditolong oleh teror (di dalam hati musuh): rampasan telah dihalalkan bagiku: bumi telah dijadikan bersih bagiku dan tempat ibadah; Aku telah diutus ke seluruh umat manusia dan garis keturunan nabi tertutup denganku.
Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 523a
Riwayat ini dari Nabi Muhammad (semoga damai besertanya) menghitung enam perbedaan khusus yang diberikan kepadanya oleh Allah yang mengangkat statusnya di atas nabi-nabi sebelumnya. Para ulama telah banyak mengomentari setiap berkah ini, memahaminya sebagai karunia ilahi yang menyempurnakan misinya.
Ucapan Singkat Namun Komprehensif
Perbedaan pertama merujuk pada sifat mukjizat Al-Quran dan ajaran Nabi. Para ulama menjelaskan bahwa Allah memberinya 'Jawami' al-Kalim' - kemampuan untuk mengungkapkan makna mendalam dalam sedikit kata. Hal ini terlihat sepanjang Al-Quran dan Hadis, di mana konsep hukum, teologis, dan spiritual yang kompleks disampaikan dengan singkat dan presisi yang luar biasa.
Kemenangan Melalui Ketakutan Ilahi
Komentator klasik mencatat bahwa Allah menanamkan ketakutan ke dalam hati musuh-musuh Nabi hingga jarak perjalanan sebulan. Perlindungan supernatural ini memungkinkan komunitas Muslim membangun diri meskipun secara numerik lebih rendah dan secara materi lebih lemah daripada lawan mereka. Bantuan ilahi ini terwujud dalam pertempuran seperti Badar, di mana pasukan Muslim kecil mencapai kemenangan yang menentukan.
Kehalasan Rampasan Perang
Bangsa-bangsa nabi sebelumnya tidak diizinkan mengambil rampasan perang, yang dianggap suci dan disediakan untuk tujuan agama. Untuk Ummah ini, rampasan dijadikan halal sebagai rezeki dan persediaan. Para ulama menekankan bahwa ini mencerminkan rahmat Allah dan pertimbangan praktis untuk kebutuhan materi komunitas Muslim.
Bumi sebagai Penyucian dan Masjid
Hak istimewa ini mengandung dua aspek: izin untuk menggunakan tanah murni untuk Tayammum (penyucian ritual) ketika air tidak tersedia, dan seluruh bumi ditetapkan sebagai Masjid (tempat shalat). Para ulama klasik menyoroti bagaimana ini memfasilitasi ibadah dan menunjukkan universalitas dan aksesibilitas praktik Islam, menghilangkan pembatasan sebelumnya tentang ruang suci.
Kenabian Universal
Tidak seperti nabi-nabi sebelumnya yang diutus ke bangsa atau suku tertentu, Muhammad (semoga damai besertanya) diutus kepada seluruh umat manusia - jin dan manusia. Para komentator menekankan bahwa universalitas ini mencerminkan kelengkapan dan finalitas pesannya, menjadikan Islam cocok untuk semua orang, waktu, dan tempat hingga Hari Kiamat.
Penutup Kenabian
Penutupan kenabian menandakan bahwa tidak ada nabi asli yang akan datang setelah Muhammad (semoga damai besertanya). Para ulama klasik menjelaskan ini sebagai penyempurnaan sempurna Allah atas bimbingan ilahi melalui Al-Quran dan Sunnah, membuat nabi tambahan tidak diperlukan. Perbedaan ini melindungi pesan terakhir dari perubahan dan memastikan pelestariannya hingga akhir zaman.