حَدَّثَنَا يَحْيَى بْنُ يَحْيَى التَّمِيمِيُّ، قَالَ قَرَأْتُ عَلَى مَالِكٍ عَنْ نَافِعٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عُمَرَ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم رَأَى بُصَاقًا فِي جِدَارِ الْقِبْلَةِ فَحَكَّهُ ثُمَّ أَقْبَلَ عَلَى النَّاسِ فَقَالَ ‏"‏ إِذَا كَانَ أَحَدُكُمْ يُصَلِّي فَلاَ يَبْصُقْ قِبَلَ وَجْهِهِ فَإِنَّ اللَّهَ قِبَلَ وَجْهِهِ إِذَا صَلَّى ‏"‏ ‏.‏
Salin
Abu Huraira melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melihat beberapa dahak ke arah kiblat masjid. Dia berbalik ke arah orang-orang dan berkata

Bagaimana mungkin seseorang di antara kamu berdiri di hadapan Tuhannya dan kemudian meludah di hadapan-Nya? Apakah ada di antara Anda yang suka bahwa dia harus dibuat untuk berdiri di depan seseorang dan kemudian meludahi wajahnya? Jadi ketika salah satu di antara kamu meludah, dia harus meludahi sisi kirinya di bawah kakinya. Tetapi jika dia tidak menemukan (ruang untuk meludah) dia harus melakukan seperti ini. Qasim (salah satu perawi) meludahi kainnya dan kemudian melipatnya dan menggosoknya.