Rasul Allah (صلى الله عليه وسلم) biasa berdoa sebagai berikut: "Ya Allah! Aku mencari perlindungan kepada-Mu dari siksaan kubur, dan aku mencari perlindungan kepada-Mu dari ujian Masih al-Dajjal (Antikristus) dan aku mencari perlindungan kepada-Mu dari ujian hidup dan mati. Ya Allah! Aku mencari perlindungan kepada-Mu dari dosa dan hutang." Dia ('Aisyah) melaporkan: Seseorang berkata kepadanya - (Nabi Suci): Rasulullah! Mengapa Anda begitu sering mencari perlindungan dari hutang? Dia berkata: Ketika seseorang menanggung hutang, (dia berkewajiban) untuk berbohong dan mengingkari janji.
Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 589
Narasi ini dari Ibu Orang-Orang Beriman 'A'isyah (semoga Allah meridainya) mengandung hikmah mendalam mengenai doa komprehensif Nabi (ﷺ) selama shalat, meminta perlindungan dari empat bencana besar: siksaan kubur, ujian Al-Masih Palsu, ujian hidup dan mati, serta beban dosa dan hutang.
Komentar tentang Meminta Perlindungan dari Siksaan Kubur
Siksaan kubur adalah kenyataan yang ditegaskan oleh Al-Qur'an dan Sunnah. Nabi (ﷺ) sering meminta perlindungan darinya, mengajarkan kita bahwa orang beriman harus sadar akan akhirat dari saat penguburan hingga kebangkitan.
Para ulama menjelaskan bahwa perlindungan ini mencakup perlindungan dari pertanyaan oleh Munkar dan Nakir, penyempitan kubur, dan berbagai hukuman yang menimpa jiwa-jiwa yang durhaka.
Memahami Ujian Dajjal
Al-Masih al-Dajjal mewakili ujian iman terakhir sebelum Hari Kiamat. Kemunculannya akan menguji keyakinan orang beriman melalui penipuan luar biasa dan mukjizat palsu.
Komentator klasik menekankan bahwa meminta perlindungan dari ujian ini menunjukkan pentingnya keyakinan yang teguh dan persiapan melalui pengetahuan ajaran Islam yang otentik untuk mengenali dan menolak kepalsuannya.
Ujian Hidup dan Mati Dijelaskan
Perlindungan komprehensif ini mencakup perlindungan dari ujian hidup (seperti penyimpangan dalam keyakinan, godaan duniawi, dan kesulitan) dan ujian saat mati (termasuk kelemahan iman selama saat-saat terakhir dan akhir yang tidak benar).
Para ulama mencatat bahwa hidup mengandung ujian kemakmuran dan kesulitan, sementara kematian mengandung ujian perpisahan jiwa dan transisi ke akhirat - keduanya memerlukan perlindungan ilahi.
Hikmah di Balik Meminta Perlindungan dari Hutang
Penjelasan Nabi (ﷺ) mengungkapkan konsekuensi sosial dan spiritual yang mendalam dari hutang. Ketika terbebani hutang, seseorang dapat mengorbankan kejujuran dengan membuat janji palsu tentang tanggal pelunasan atau kemampuan.
Ahli fikih klasik menyimpulkan dari ini bahwa meskipun hutang yang diizinkan ada untuk kebutuhan, hutang berlebihan menyebabkan kompromi moral, kecemasan, dan gangguan dari ibadah - karenanya Nabi sering meminta perlindungan darinya.
Ajaran ini mendorong tanggung jawab keuangan, hidup sesuai kemampuan, dan pemahaman bahwa hutang mempengaruhi tidak hanya urusan duniawi seseorang tetapi juga integritas spiritual dan hubungan dengan Allah.