'Umar b. 'Abd al-'Aziz menunda shalat sore dan 'Urwa berkata kepadanya: Jibril turun dan dia memimpin Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam shalat. Umar berkata kepadanya: Wahai 'Urwa, apakah engkau mengetahui apa yang engkau katakan? Atas hal ini dia ('Urwa) berkata: Aku mendengar Bashir b. Abu Mas'ud mengatakan bahwa dia mendengar Abu Mas'ud mengatakan bahwa dia mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) berkata: Jibril turun dan bertindak sebagai Imamku, kemudian aku berdoa bersamanya, kemudian aku berdoa bersamanya, lalu aku berdoa bersamanya. kemudian saya berdoa bersamanya. kemudian saya berdoa bersamanya. menghitung dengan jari-jarinya lima kali doa.
Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 610a
Narasi ini dari koleksi Sahih Muslim menetapkan asal ilahi dari lima shalat harian melalui instruksi langsung malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad (ﷺ).
Konteks Sejarah & Insiden
Ketika 'Umar b. 'Abd al-'Aziz menunda shalat 'Asr, 'Urwa mengingatkannya tentang waktu-waktu tepat yang ditetapkan melalui wahyu surgawi.
Rantai narasi menelusuri kembali melalui Bashir b. Abu Mas'ud kepada ayahnya Abu Mas'ud, yang langsung mendengar dari Nabi (ﷺ).
Komentar Ilmiah
Pengulangan "kemudian saya shalat bersamanya" lima kali menandakan lima shalat wajib: Fajr, Dhuhr, 'Asr, Maghrib, dan 'Isha.
Peran Jibril sebagai Imam menunjukkan bahwa waktu shalat ditetapkan secara ilahi, bukan ditentukan oleh manusia.
Hadis ini menekankan pentingnya menjaga shalat pada waktu yang tepat, seperti yang 'Urwa peringatkan untuk tidak menunda 'Asr melebihi waktu yang disukai.
Penghitungan dengan jari melambangkan sifat tetap dan tidak berubah dari lima kewajiban harian dalam ibadah Islam.
Implikasi Hukum
Menetapkan kewajiban lima shalat harian pada waktu tertentu sebagai hal mendasar dalam praktik Islam.
Menunjukkan pentingnya melaksanakan setiap salat dalam periode waktu yang ditetapkan tanpa penundaan yang tidak perlu.
Menunjukkan keabsahan menggunakan rantai transmisi yang mapan untuk memverifikasi kewajiban agama.