حَدَّثَنِي هَارُونُ بْنُ سَعِيدٍ الأَيْلِيُّ، وَأَحْمَدُ بْنُ عِيسَى، قَالاَ حَدَّثَنَا ابْنُ وَهْبٍ، أَخْبَرَنِي عَمْرٌو، أَنَّ بُكَيْرًا، حَدَّثَهُ أَنَّ عَاصِمَ بْنَ عُمَرَ بْنِ قَتَادَةَ حَدَّثَهُ أَنَّهُ، سَمِعَ عُبَيْدَ اللَّهِ الْخَوْلاَنِيَّ، يَذْكُرُ أَنَّهُ سَمِعَ عُثْمَانَ بْنَ عَفَّانَ، عِنْدَ قَوْلِ النَّاسِ فِيهِ حِينَ بَنَى مَسْجِدَ الرَّسُولِ صلى الله عليه وسلم ‏.‏ إِنَّكُمْ قَدْ أَكْثَرْتُمْ وَإِنِّي سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَقُولُ ‏"‏ مَنْ بَنَى مَسْجِدًا لِلَّهِ تَعَالَى - قَالَ بُكَيْرٌ حَسِبْتُ أَنَّهُ قَالَ - يَبْتَغِي بِهِ وَجْهَ اللَّهِ - بَنَى اللَّهُ لَهُ بَيْتًا فِي الْجَنَّةِ ‏"‏ ‏.‏ وَقَالَ ابْنُ عِيسَى فِي رِوَايَتِهِ ‏"‏ مِثْلَهُ فِي الْجَنَّةِ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Mahmud b. Labid melaporkan

Ketika Utsman b. 'Affan bermaksud untuk membangun masjid (Nabi) orang-orang tidak menyetujuinya. Mereka suka bahwa itu harus disimpan dalam keadaan yang sama. Kemudian dia berkata: Aku mendengar Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Barangsiapa membangun masjid bagi Allah, Allah akan membangun rumah baginya seperti di surga.

Comment

Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 533 b

Narasi ini dari Sahabat terhormat 'Uthman ibn 'Affan menunjukkan keutamaan membangun masjid semata-mata untuk Allah. Ketika orang-orang menyatakan ketidaksetujuan terhadap renovasi Masjid Nabi, lebih memilih keadaan aslinya yang sederhana, 'Uthman merespons dengan hadis yang mendalam ini untuk menerangi pahala ilahi atas tindakan tersebut.

Komentar Ilmiah

Keengganan awal orang-orang berasal dari penghormatan mereka terhadap bentuk asli masjid, yang memiliki makna spiritual. Namun, kebijaksanaan 'Uthman menang melalui kutipannya dari tradisi Kenabian, menunjukkan bahwa perluasan dan penghiasan masjid terpuji ketika niatnya murni untuk keridhaan Allah.

Frasa "Allah akan membangun rumah untuknya seperti itu di Surga" menunjukkan bahwa pahala surgawi sesuai dengan konstruksi duniawi dalam kualitas dan keindahan, bukan hanya dalam bentuk. Ini mendorong Muslim untuk membangun masjid dengan keunggulan sambil mempertahankan kemurnian niat.

Hadis ini menetapkan bahwa pembangunan masjid termasuk di antara amal yang paling utama, dengan pahala yang meluas ke tempat tinggal abadi. Ini juga menunjukkan pelestarian dan penerapan tradisi Kenabian oleh para Sahabat secara teliti dalam urusan komunitas.

Implikasi Hukum dan Spiritual

Para ulama menyimpulkan dari ini bahwa pembangunan masjid tetap menjadi tindakan yang disarankan sepanjang sejarah Islam, dengan pahala yang sebanding dengan usaha dan ketulusan yang diinvestasikan.

Insiden ini juga menggambarkan metodologi yang tepat untuk menyelesaikan perbedaan di antara Muslim - melalui referensi pada bimbingan Kenabian yang otentik daripada hanya preferensi pribadi.