حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، وَعَمْرٌو النَّاقِدُ، وَزُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، كُلُّهُمْ عَنْ سُفْيَانَ بْنِ عُيَيْنَةَ، - قَالَ عَمْرٌو حَدَّثَنَا سُفْيَانُ بْنُ عُيَيْنَةَ، - عَنِ الزُّهْرِيِّ، عَنْ عُرْوَةَ، عَنْ عَائِشَةَ، أَنَّ نِسَاءَ الْمُؤْمِنَاتِ، كُنَّ يُصَلِّينَ الصُّبْحَ مَعَ النَّبِيِّ صلى الله عليه وسلم ثُمَّ يَرْجِعْنَ مُتَلَفِّعَاتٍ بِمُرُوطِهِنَّ لاَ يَعْرِفُهُنَّ أَحَدٌ ‏.‏
Salin
Muhammad b. 'Amr b. al-Hasan b. 'Semua dilaporkan

Ketika Haji datang ke Madinah kami bertanya kepada Jabir b. Abdullah (tentang waktu shalat seperti yang diamati oleh Nabi Suci). Dia berkata: Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) biasa shalat sore di tengah hari yang panas; doa sore saat matahari cerah; doa malam ketika matahari benar-benar terbenam; dan untuk shalat malam, kadang-kadang dia menunda dan kadang-kadang (mengamatinya) pada jam-jam lebih awal. Ketika dia menemukan mereka (para sahabatnya) berkumpul (pada jam-jam sebelumnya) dia (berdoa) lebih awal. dan ketika dia melihat mereka datang terlambat, dia menunda (shalat). dan shalat subuh yang dirayakan oleh Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) dalam kegelapan sebelum fajar.