Doa yang diucapkan dalam jemaat adalah dua puluh tujuh derajat lebih baik daripada doa yang diucapkan oleh satu orang.
Teks dan Referensi Hadis
"Shalat yang dilakukan dalam jamaah adalah dua puluh tujuh derajat lebih utama daripada shalat yang dilakukan oleh seorang diri."
Sumber: Kitab Masjid dan Tempat Shalat, Sahih Muslim, Hadis: Sahih Muslim 650 a
Komentar tentang Keutamaan Shalat Berjamaah
Hadis ini menetapkan keutamaan besar dan pahala yang lebih tinggi dari melaksanakan shalat wajib dalam jamaah dibandingkan dengan shalat sendiri. Angka spesifik, dua puluh tujuh, menandakan perkalian pahala yang besar, bukan sekadar penambahan. Ini menunjukkan pentingnya spiritual dan komunal yang mendalam yang ditempatkan Islam pada shalat berjamaah.
Kebijaksanaan di balik keutamaan ini beragam. Ini memupuk persatuan dan persaudaraan di antara Muslim, saat mereka berdiri bahu membahu, kaya dan miskin sama saja, di hadapan Tuhan mereka. Ini adalah manifestasi publik agama dan sarana untuk mempelajari ketentuan shalat yang benar dengan mengamati imam. Selain itu, ini mengharuskan seseorang meninggalkan rumah dan bisnis mereka demi Allah, menunjukkan ketundukan dan pengabdian.
Wawasan dan Keputusan Ilmiah
Mayoritas ulama klasik, termasuk Imam Malik, al-Syafi'i, dan Ahmad, berpendapat bahwa melaksanakan shalat dalam jamaah adalah sunnah yang ditekankan (sunnah mu'akkadah), rekomendasi tegas bahwa seorang Muslim tidak boleh meninggalkannya tanpa alasan yang sah. Beberapa ulama dari mazhab Hanbali dan lainnya menganggapnya sebagai kewajiban komunal (fard kifayah), artinya harus dilaksanakan oleh beberapa anggota masyarakat.
Pahala yang luar biasa ini terutama untuk lima shalat wajib harian yang dilakukan di masjid. Imam, orang yang shalat di belakangnya, dan mereka yang mengisi celah dalam barisan semua berbagi dalam keutamaan ini. Hadis ini berfungsi sebagai motivasi yang kuat untuk menghadiri masjid dan memperkuat ikatan komunitas Muslim melalui tindakan ibadah kolektif ini.