Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) menemukan beberapa orang tidak hadir dalam shalat tertentu dan dia berkata: Saya bermaksud agar saya memerintahkan (a) orang untuk memimpin orang-orang dalam shalat, dan kemudian pergi kepada orang-orang yang tidak bergabung (shalat berjamaah) dan kemudian memerintahkan rumah mereka untuk dibakar oleh berkas bahan bakar. Jika salah satu di antara mereka tahu bahwa dia akan menemukan tulang berdaging yang gemuk, dia akan menghadiri shalat malam.
Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 651 a
Riwayat ini dari Nabi Muhammad (ﷺ) menunjukkan betapa pentingnya Islam menempatkan pelaksanaan shalat lima waktu secara berjamaah di masjid. Peringatan keras dan bahasa metaforis tentang membakar rumah menandakan beratnya meninggalkan pilar iman yang mendasar ini tanpa alasan yang sah dan dapat diterima secara Islam.
Komentar Ulama tentang Keseriusan Peringatan
Para ulama menjelaskan bahwa pernyataan tentang membakar rumah bukanlah resep hukum yang harus diberlakukan oleh penguasa, melainkan alat retorika yang kuat (kināyah) yang digunakan oleh Nabi (ﷺ) untuk menekankan dosa besar dari mengabaikan shalat berjamaah karena kemalasan atau kesibukan duniawi. Hal ini menggambarkan bahwa pengabaian seperti itu serupa dengan rumah seseorang dihancurkan, karena hal itu menyebabkan kehancuran spiritual.
Penyebutan "Tulang Berdaging yang Gemuk"
Bagian akhir hadits, yang menyebutkan bahwa seseorang akan hadir jika mereka tahu akan menemukan "tulang berdaging yang gemuk," berfungsi sebagai kritik yang mendalam. Ini menyoroti ketidakseimbangan spiritual dari mereka yang dengan mudah berusaha untuk keuntungan duniawi yang sepele tetapi gagal melakukannya untuk pahala spiritual yang besar dari shalat berjamaah, yang jauh lebih besar dan lebih abadi.
Keputusan Hukum dan Pelajaran Spiritual
Ulama klasik, berdasarkan ini dan bukti lainnya, telah berbeda pendapat tentang apakah shalat berjamaah (Salat al-Jama'ah) di masjid itu wajib (wājib) atau Sunnah yang sangat ditekankan (mu'akkadah). Namun, semua sepakat bahwa hal itu sangat penting. Pelajaran intinya adalah memprioritaskan hubungan seseorang dengan Allah di atas pencarian duniawi yang sementara dan memahami bahwa shalat berjamaah yang konsisten adalah ciri khas kehidupan seorang mukmin.