Semua orang di antara Anda terus-menerus berdoa selama doa menahannya (untuk tujuan mulia ini) dan tidak ada yang mencegahnya untuk kembali ke keluarganya selain doa.
Kitab Masjid dan Tempat Shalat - Sahih Muslim 649j
Hadis mulia ini dari Sahih Muslim mengajarkan kita tentang keadaan ibadah yang terus-menerus yang dipertahankan seorang mukmin saat menunggu shalat di masjid. Para ulama klasik menjelaskan bahwa seseorang tetap dalam keadaan hubungan spiritual dan pahala yang serupa dengan shalat sebenarnya sambil duduk di masjid dengan niat murni.
Komentar Ilmiah
Imam An-Nawawi menyatakan dalam Sharh Sahih Muslim-nya bahwa orang yang menunggu shalat dianggap dalam keadaan shalat itu sendiri, menerima pahala terus-menerus. Ini berlaku khususnya untuk tetap berada di masjid dengan niat melaksanakan shalat berjamaah.
Ibn Hajar al-Asqalani menjelaskan bahwa ini menunjukkan keutamaan tetap berada di masjid di antara shalat, karena malaikat terus memohonkan ampunan untuk orang tersebut dan mencatat amal baik untuk mereka.
Syarat "tidak ada yang menghalanginya kecuali shalat" berarti satu-satunya alasan dia tetap di masjid adalah antisipasi shalat wajib berikutnya, bukan urusan duniawi atau percakapan sia-sia.
Implikasi Praktis
Ajaran ini mendorong umat Islam untuk menghabiskan waktu di masjid dengan terlibat dalam zikir kepada Allah, membaca Al-Quran, atau pengetahuan yang bermanfaat sambil menunggu shalat berjamaah.
Keputusan ini berlaku untuk pria dan wanita, meskipun wanita dianjurkan untuk shalat di rumah. Jika wanita menghadiri masjid, mereka menerima pahala yang sama untuk menunggu dalam shalat.
Para ulama menekankan bahwa pahala terus-menerus ini memerlukan pemeliharaan etiket masjid yang tepat: menghindari pembicaraan duniawi, transaksi bisnis, dan apa pun yang melanggar kesucian masjid.