حَدَّثَنَا عَبْدُ اللَّهِ بْنُ بَرَّادٍ الأَشْعَرِيُّ، وَأَبُو كُرَيْبٍ قَالاَ حَدَّثَنَا أَبُو أُسَامَةَ، عَنْ بُرَيْدٍ، عَنْ أَبِي بُرْدَةَ، عَنْ أَبِي مُوسَى، قَالَ قَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ أَعْظَمَ النَّاسِ أَجْرًا فِي الصَّلاَةِ أَبْعَدُهُمْ إِلَيْهَا مَمْشًى فَأَبْعَدُهُمْ وَالَّذِي يَنْتَظِرُ الصَّلاَةَ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ أَعْظَمُ أَجْرًا مِنَ الَّذِي يُصَلِّيهَا ثُمَّ يَنَامُ ‏"‏ ‏.‏ وَفِي رِوَايَةِ أَبِي كُرَيْبٍ ‏"‏ حَتَّى يُصَلِّيَهَا مَعَ الإِمَامِ فِي جَمَاعَةٍ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Musa melaporkan Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda

Yang paling terkemuka di antara manusia (sebagai penerima) pahala (adalah orang) yang tinggal paling jauh, dan yang harus berjalan sejauh itu, dan dia yang menunggu shalat untuk memeliharanya bersama dengan Imam, pahalanya lebih besar daripada orang yang shalat (sendirian) dan kemudian tidur. Dalam riwayat Abu Kuraib (kata-katanya adalah):" (Dia menunggu) sampai dia shalat bersama dengan Imam berjamaah."

Comment

Teks & Konteks Hadis

Yang paling utama di antara manusia (sebagai penerima) pahala (adalah) yang tinggal paling jauh, dan yang harus berjalan jarak paling jauh, dan dia yang menunggu shalat untuk melaksanakannya bersama Imam, pahalanya lebih besar daripada yang shalat (sendirian) dan kemudian tidur. Dalam riwayat Abu Kuraib (kata-katanya adalah): "(Dia menunggu) sampai dia shalat bersama Imam dalam jamaah."

Referensi: Sahih Muslim 662 | Kitab: Kitab Masjid dan Tempat Shalat | Penulis: Sahih Muslim

Komentar tentang Jarak & Usaha

Nabi (ﷺ) menekankan bahwa keutamaan spiritual meningkat dengan usaha fisik dalam ibadah. Siapa yang menempuh jarak lebih jauh ke masjid menerima pahala lebih besar, menunjukkan bahwa kesulitan yang dihadapi demi Allah berubah menjadi modal spiritual. Ini mendorong Muslim untuk sering mengunjungi masjid meskipun ada kesulitan.

Para ulama menjelaskan ini mencakup baik jarak fisik maupun keadaan yang menantang. Semakin besar perjuangan untuk mencapai shalat berjamaah, semakin melimpah pahala ilahi, karena setiap langkah menuju masjid meningkatkan derajat spiritual dan menghapus dosa.

Keutamaan Menunggu Shalat Berjamaah

Hadis ini menekankan keutamaan yang lebih tinggi bagi mereka yang menunggu Imam dan shalat berjamaah daripada yang shalat sendirian dan tidur. Periode menunggu ini sendiri adalah ibadah, dipenuhi dengan zikir kepada Allah, mencerminkan kesabaran dan antisipasi untuk ibadah kolektif.

Komentator klasik mencatat bahwa menunggu ini dianggap "sedang dalam shalat" karena hati tetap terhubung dengan ibadah. Energi spiritual jamaah melipatgandakan pahala, membuat ini lebih unggul daripada shalat individu bahkan dengan shalat sunnah tambahan.

Implikasi Hukum & Spiritual

Riwayat ini menetapkan keunggulan shalat berjamaah atas shalat individu. Para ulama menyimpulkan bahwa kehadiran di masjid yang konsisten, meskipun ada kesulitan, adalah tanda iman yang kuat dan membawa berkah komprehensif dalam urusan spiritual dan duniawi seseorang.

Hadis ini mendorong pembangunan komunitas di sekitar masjid dan menanggung kesulitan untuk kewajiban agama. Ini mengajarkan bahwa Allah memberi pahala niat dan usaha, bukan hanya tindakan itu sendiri, membuat setiap langkah ke masjid dan setiap momen menunggu menjadi tindakan ibadah yang terus-menerus.