حَدَّثَنَا عُبَيْدُ اللَّهِ بْنُ عُمَرَ الْقَوَارِيرِيُّ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الأَعْلَى بْنُ عَبْدِ الأَعْلَى أَبُو هَمَّامٍ، حَدَّثَنَا سَعِيدٌ الْجُرَيْرِيُّ، عَنْ أَبِي نَضْرَةَ، عَنْ أَبِي سَعِيدٍ الْخُدْرِيِّ، قَالَ سَمِعْتُ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم يَخْطُبُ بِالْمَدِينَةِ قَالَ ‏"‏ يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى يُعَرِّضُ بِالْخَمْرِ وَلَعَلَّ اللَّهَ سَيُنْزِلُ فِيهَا أَمْرًا فَمَنْ كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا شَىْءٌ فَلْيَبِعْهُ وَلْيَنْتَفِعْ بِهِ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ فَمَا لَبِثْنَا إِلاَّ يَسِيرًا حَتَّى قَالَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ إِنَّ اللَّهَ تَعَالَى حَرَّمَ الْخَمْرَ فَمَنْ أَدْرَكَتْهُ هَذِهِ الآيَةُ وَعِنْدَهُ مِنْهَا شَىْءٌ فَلاَ يَشْرَبْ وَلاَ يَبِعْ ‏"‏ ‏.‏ قَالَ فَاسْتَقْبَلَ النَّاسُ بِمَا كَانَ عِنْدَهُ مِنْهَا فِي طَرِيقِ الْمَدِينَةِ فَسَفَكُوهَا ‏.‏
Terjemahan
'Aisyah (Allah berkenan kepadanya) melaporkan

Ketika ayat-ayat penutup Sura Baqara yang berkaitan dengan Riba diturunkan, Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) pergi ke masjid dan dia melarang perdagangan anggur.

Comment

Kitab Musaqah - Sahih Muslim 1580 b

Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Segala puji bagi Allah, Tuhan semesta alam, dan semoga damai dan berkah tercurah kepada Rasul terakhir-Nya, Muhammad.

Riwayat ini dari Sahih Muslim menunjukkan sifat komprehensif dari legislasi Islam. Ketika ayat-ayat yang melarang riba (bunga/riba) diwahyukan dalam Surah Al-Baqarah, Nabi (ﷺ) segera bertindak untuk menghilangkan semua jalan yang mengarah pada dosa besar ini. Larangan perdagangan anggur, meskipun tampaknya tidak terkait, terhubung dalam hikmah - keduanya melibatkan keuntungan yang tidak sah dan korupsi dalam masyarakat.

Para ulama menjelaskan bahwa sebagaimana riba merusak transaksi ekonomi, minuman keras merusak akal. Dengan melarang perdagangan anggur bersamaan dengan larangan riba, Nabi (ﷺ) mengajarkan kita bahwa pemurnian harta harus disertai dengan pemurnian keadaan diri seseorang. Ini mencerminkan pendekatan holistik Islam dalam mereformasi perilaku individu dan transaksi masyarakat.

Ibn al-Qayyim (semoga Allah merahmatinya) mencatat bahwa ketika larangan besar diwahyukan, Syariah sering menutup semua jalan yang mengarah kepadanya. Dengan demikian, larangan perdagangan anggur melengkapi larangan riba, karena keduanya adalah sarana korupsi yang Allah ingin hilangkan dari komunitas Muslim.