حَدَّثَنَا قُتَيْبَةُ، حَدَّثَنَا لَيْثٌ، ح وَحَدَّثَنَا ابْنُ رُمْحٍ، أَخْبَرَنَا اللَّيْثُ، عَنْ أَبِي الزُّبَيْرِ، عَنْ جَابِرٍ، أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم نَهَى عَنِ اشْتِمَالِ الصَّمَّاءِ وَالاِحْتِبَاءِ فِي ثَوْبٍ وَاحِدٍ وَأَنْ يَرْفَعَ الرَّجُلُ إِحْدَى رِجْلَيْهِ عَلَى الأُخْرَى وَهُوَ مُسْتَلْقٍ عَلَى ظَهْرِهِ ‏.‏
Terjemahan

Jabir melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) melarang membungkus diri sepenuhnya, tidak menyisakan ruang untuk lengan dan menopang diri ketika duduk dengan satu pakaian yang dililitkan di lutut seseorang dan seseorang mengangkat salah satu kakinya dan meletakkannya di kaki yang lain sambil berbaring telentang.