وَحَدَّثَنِي مُحَمَّدُ بْنُ رَافِعٍ، حَدَّثَنَا عَبْدُ الرَّزَّاقِ، أَخْبَرَنَا ابْنُ جُرَيْجٍ، أَخْبَرَنِي أَبُو الزُّبَيْرِ، أَنَّهُ سَمِعَ جَابِرَ بْنَ عَبْدِ اللَّهِ، يَقُولُ كَتَبَ النَّبِيُّ صلى الله عليه وسلم عَلَى كُلِّ بَطْنٍ عُقُولَهُ ثُمَّ كَتَبَ " أَنَّهُ لاَ يَحِلُّ لِمُسْلِمٍ أَنْ يَتَوَالَى مَوْلَى رَجُلٍ مُسْلِمٍ بِغَيْرِ إِذْنِهِ " . ثُمَّ أُخْبِرْتُ أَنَّهُ لَعَنَ فِي صَحِيفَتِهِ مَنْ فَعَلَ ذَلِكَ .
Salin
Abu Huraira (Allah berkenan kepadanya) melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda
Barangsiapa mengambil seseorang sebagai sekutunya tanpa persetujuan tuannya yang terdahulu, maka akan ada kutukan Allah dan malaikat-malaikat-Nya ke atasnya, dan tidak ada tindakan wajib dari dirinya maupun yang supererogatory akan diterima (oleh Allah).