(Ketika) waktunya akan mendekati Jam Terakhir, pengetahuan akan direnggut, kekacauan akan merajalela, kekikiran akan diletakkan (di dalam hati orang-orang) dan akan ada banyak pertumpahan darah. Mereka berkata: Apa itu al-harj? Setelah itu dia berkata: Ini adalah pertumpahan darah.
Kitab Pengetahuan - Sahih Muslim 157e
Dengan nama Allah, Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang. Hadis mulia ini dari Sahih Muslim mengandung peringatan mendalam tentang tanda-tanda sebelum Hari Kiamat, seperti yang diriwayatkan oleh Abdullah ibn Mas'ud (semoga Allah meridhainya).
Komentar tentang Perebutan Pengetahuan
"Perebutan pengetahuan" mengacu pada penghilangan pemahaman agama melalui kematian para ulama, seperti yang dikatakan Nabi (semoga damai besertanya): "Sesungguhnya, Allah tidak mengambil pengetahuan dengan merebutnya dari manusia, tetapi Dia mengambilnya dengan mengambil jiwa para ulama." Ini menandakan masa ketika pengetahuan Islam sejati menjadi langka dan ketidaktahuan merajalela.
Penjelasan tentang Kekacauan yang Meluas
"Kekacauan akan merajalela" menunjukkan prevalensi fitnah (cobaan dan kesengsaraan) yang membingungkan orang tentang agama dan urusan duniawi mereka. Ini termasuk ketidakstabilan politik, kekacauan sosial, dan kebingungan agama di mana kebenaran menjadi sulit dibedakan dari kepalsuan.
Sifat al-Harj
Ketika para sahabat bertanya tentang "al-harj," Nabi menjelaskannya berarti "pertumpahan darah." Para ulama menjelaskan ini mengacu pada pembunuhan yang sering terjadi tanpa alasan yang sah, di mana kehidupan manusia kehilangan kesuciannya. Ini termasuk perang saudara, kekerasan acak, dan normalisasi pembunuhan.
Wabah Kekikiran
"Kekikiran akan diletakkan di hati" menandakan penyakit spiritual keserakahan dan kekikiran yang menjadi meluas. Orang-orang akan menimbun kekayaan, menghindari sedekah, dan memprioritaskan akumulasi materi daripada pengembangan spiritual dan membantu orang lain.
Relevansi Kontemporer dan Peringatan
Tanda-tanda ini berfungsi sebagai peringatan bagi Muslim untuk berpegang teguh pada pengetahuan, mempraktikkan kedermawanan, menghindari pertumpahan darah, dan mencari perlindungan dari Allah dari cobaan seperti itu. Mereka mengingatkan kita untuk menghargai para ulama, melestarikan kehidupan, dan membersihkan hati kita dari kekikiran.