وَحَدَّثَنَا زُهَيْرُ بْنُ حَرْبٍ، حَدَّثَنَا إِسْمَاعِيلُ بْنُ إِبْرَاهِيمَ، عَنْ هِشَامٍ، - يَعْنِي الدَّسْتَوَائِيَّ - قَالَ كَتَبَ إِلَىَّ يَحْيَى بْنُ أَبِي كَثِيرٍ يُحَدِّثُ عَنْ يَعْلَى بْنِ حَكِيمٍ عَنْ سَعِيدِ بْنِ جُبَيْرٍ عَنِ ابْنِ عَبَّاسٍ أَنَّهُ كَانَ يَقُولُ فِي الْحَرَامِ يَمِينٌ يُكَفِّرُهَا ‏.‏ وَقَالَ ابْنُ عَبَّاسٍ ‏{‏ لَقَدْ كَانَ لَكُمْ فِي رَسُولِ اللَّهِ أُسْوَةٌ حَسَنَةٌ‏}‏ ‏.‏
Terjemahan

Hadis ini telah diriwayatkan atas otoritas 'Urwa dengan rantai pemancar yang sama.

Comment

Kitab Perceraian - Sahih Muslim 1474c

Riwayat ini dari 'Urwa ibn al-Zubayr melalui rantai periwayat yang sama mengonfirmasi keaslian dan keandalan keputusan sebelumnya. Dalam ilmu keislaman, beberapa rantai transmisi (turuq) memperkuat keaslian hadis dan menghilangkan keraguan mengenai pelestariannya.

Komentar Ilmiah

Pengulangan riwayat ini melalui periwayat yang identik menunjukkan perhatian teliti yang diambil oleh para ulama awal dalam melestarikan tradisi Kenabian. Ketika seorang sahabat seperti 'Urwa meriwayatkan melalui rantai yang mapan, hal ini menunjukkan penerimaan yang luas atas keputusan ini di antara para sahabat yang terpelajar.

Laporan-laporan yang saling menguatkan seperti ini berfungsi untuk menghilangkan kesalahan potensial dalam transmisi dan memberikan kepastian dalam masalah hukum, terutama dalam isu-isu sensitif seperti perceraian di mana ketepatan dalam memahami ajaran Nabi sangat penting untuk penerapan hukum Islam yang tepat.

Signifikansi Hukum

Konfirmasi melalui beberapa periwayat menetapkan keputusan sebagai definitif (qat'i) dalam keasliannya, mengharuskan umat Islam untuk menerimanya tanpa keraguan. Pendekatan metodologis ini memastikan pelestarian Sunnah dalam bentuknya yang murni, bebas dari perubahan atau distorsi lintas generasi.