'Aisyah melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) memberikan pilihan kepada istri-istrinya, tetapi itu bukan perceraian.
Kitab Perceraian - Sahih Muslim 1477 c
Sebuah komentar tentang hadis yang diriwayatkan oleh 'A'isyah: "Rasulullah (ﷺ) memberikan pilihan kepada istri-istrinya, tetapi itu bukan perceraian."
Konteks dan Makna
Ini merujuk pada insiden di mana Nabi Muhammad (ﷺ) menawarkan pilihan kepada istri-istrinya untuk tetap dalam pernikahan atau pergi setelah masa pemisahan, mengikuti wahyu dalam Surah Al-Ahzab. Ini adalah keadaan khusus yang spesifik untuk rumah tangga Nabi.
Frasa "tetapi itu bukan perceraian" menjelaskan bahwa ini bukan prosedur talāq (perceraian) standar, melainkan pilihan unik (takhyīr) yang diberikan oleh perintah ilahi untuk menghormati kehendak bebas mereka sambil mempertahankan kesucian pernikahan kenabian.
Keputusan Hukum
Para ulama sepakat bahwa keputusan ini eksklusif untuk Nabi (ﷺ) dan tidak dapat diterapkan pada Muslim lainnya. Suami biasa tidak dapat memberikan pilihan seperti itu kepada istri-istri mereka sebagai alternatif untuk perceraian.
Insiden ini menunjukkan penghormatan Islam terhadap persetujuan dan martabat perempuan, bahkan di rumah tangga Nabi, sambil menetapkan bahwa wahyu tertentu spesifik untuk status uniknya.
Kebijaksanaan Spiritual
Peristiwa ini mengajarkan pentingnya persetujuan bersama dalam pernikahan dan menunjukkan rahmat Allah dalam memberikan solusi yang bermartabat bahkan dalam situasi pernikahan yang sulit.
Ini juga menggambarkan ketaatan Nabi yang sepenuhnya kepada perintah ilahi, bahkan dalam hal-hal yang mempengaruhi kehidupan pribadinya, menetapkan contoh tertinggi penyerahan kepada kehendak Allah.