"'Aisyah tidak suka bahwa Hassan harus ditegur di hadapannya dan dia biasa berkata: Dialah yang menulis ayat ini juga: "'Sesungguhnya, ayahku dan ibuku dan kehormatanku, itu semua dimaksudkan untuk membela kehormatan Muhammad melawan kamu." Dan 'Urwa lebih lanjut melaporkan bahwa 'Aisyah berkata: Demi Allah, orang yang dituduhkan itu adalah perdagangan biasa berkata: Sucilah Allah, oleh Satu, di tangan-Nya hidupku, aku tidak pernah menyingkapkan seorang wanita, dan kemudian dia mati, dan sebagai martir di jalan Allah, dan dalam riwayat yang disampaikan atas otoritas Ya'qub b. Ibrahim., kata itu adalah Mu'irin dan dalam riwayat yang disampaikan atas 'otoritas 'Abd al-Razzaq itu adalah Mughirin. 'Abd b. Humaid berkata: Aku berkata kepada 'Abd al-Razzaq: Apa arti kata Mughirin ini? Dan dia berkata: Al-waghra berarti panas yang menyengat.
Kitab Taubat - Sahih Muslim 2770 b
Komentar ini mengkaji hadis mulia mengenai pembelaan kehormatan Nabi dan keutamaan taubat.
Analisis Kontekstual
Riwayat ini mengungkapkan kedudukan tinggi Hassan ibn Thabit, sahabat penyair yang membela kehormatan Nabi melalui syair. Ibu Orang-Orang Beriman 'A'isha mengakui keutamaan jasanya dan melindunginya dari kritik.
Ayat yang dikutip menunjukkan pengorbanan tertinggi: menyerahkan orang tua, kehormatan, dan hidup dalam pembelaan Rasulullah. Ini mencerminkan pengabdian total para sahabat.
Interpretasi Ilmiah
Pernyataan individu yang dituduh "Saya tidak pernah membuka aurat wanita mana pun" menandakan kepolosan total sambil menegaskan tauhid. Kemartirannya mengonfirmasi kejujurannya, karena Allah tidak memberikan kemartiran kepada orang yang terus-menerus dalam dosa besar tanpa taubat.
Varian bacaan "Mu'irin" dan "Mughirin" keduanya menunjuk pada keadaan spiritual yang intens - baik pencerahan atau panas yang hebat - menunjukkan sifat mendalam dari ujian ini dan kemurnian yang diperlukan untuk kedudukan seperti itu.
Pelajaran dalam Taubat
Insiden ini mengajarkan bahwa taubat sejati melibatkan pantangan total dari dosa, penegasan keesaan ilahi, dan mencari keridhaan Allah melalui perbuatan baik hingga kematian.
Penerimaan taubat terwujud melalui kematian yang terhormat dan status yang ditinggikan di akhirat, seperti yang ditunjukkan oleh kemartiran yang disebutkan.