حَدَّثَنِي أَبُو الرَّبِيعِ الْعَتَكِيُّ، وَأَبُو كَامِلٍ الْجَحْدَرِيُّ فُضَيْلُ بْنُ حُسَيْنٍ - وَاللَّفْظُ لأَبِي الرَّبِيعِ - قَالاَ حَدَّثَنَا حَمَّادٌ، - وَهُوَ ابْنُ زَيْدٍ - حَدَّثَنَا أَيُّوبُ، عَنْ مُحَمَّدٍ، عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ، قَالَ كَانَ لِسُلَيْمَانَ سِتُّونَ امْرَأَةً فَقَالَ لأَطُوفَنَّ عَلَيْهِنَّ اللَّيْلَةَ فَتَحْمِلُ كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ فَتَلِدُ كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ غُلاَمًا فَارِسًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ فَلَمْ تَحْمِلْ مِنْهُنَّ إِلاَّ وَاحِدَةٌ فَوَلَدَتْ نِصْفَ إِنْسَانٍ فَقَالَ رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم ‏"‏ لَوْ كَانَ اسْتَثْنَى لَوَلَدَتْ كُلُّ وَاحِدَةٍ مِنْهُنَّ غُلاَمًا فَارِسًا يُقَاتِلُ فِي سَبِيلِ اللَّهِ ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan Nabi Allah (صلى الله عليه وسلم) mengatakan bahwa Sulaiman b. Dawud, Rasulullah, mengamati

Aku akan berhubungan seks dengan tujuh puluh istri pada malam hari; mereka semua akan melahirkan seorang anak laki-laki yang akan berjuang demi jalan Allah. Temannya atau ang, aku berkata kepadanya: Katakanlah, "Jika Tuhan menghendaki." Tetapi dia (Hadrat Sulaimin) tidak mengatakannya, dan dia melupakannya. Dan tidak seorang pun dari istri-istrinya melahirkan seorang anak, melainkan seorang yang melahirkan anak prematur. Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda: Seandainya dia berkata Insya' Allah (jika Allah menghendaki demikian). dia tidak akan gagal dan keinginannya akan terwujud.

Comment

Eksposisi Hadis

Narasi ini dari Sahih Muslim (1654b) menceritakan insiden seorang laki-laki dari Bani Israil yang bersumpah untuk berhubungan dengan tujuh puluh istri dalam satu malam, mengharapkan masing-masing akan melahirkan seorang putra yang akan berjuang di jalan Allah. Nabi Muhammad (ﷺ) menjelaskan bahwa laki-laki itu lalai mengkondisikan sumpahnya dengan "Insha'Allah" (jika Allah menghendaki), yang mengakibatkan kegagalan rencananya, dengan hanya satu istri yang melahirkan anak mati.

Komentar Ilmiah

Hadis ini menekankan keharusan menggabungkan semua niat dan sumpah masa depan dengan "Insha'Allah," mengakui bahwa semua hasil tunduk pada Kehendak Ilahi. Kelalaian laki-laki itu, meskipun mungkin tidak disengaja, mengakibatkan sumpahnya tidak terpenuhi, menunjukkan bahwa kemampuan manusia sepenuhnya bergantung pada ketetapan Allah.

Para ulama menjelaskan bahwa frasa "Insha'Allah" mewujudkan pengakuan orang beriman akan ketergantungan mutlak mereka pada Allah, mencegah kesombongan dalam rencana seseorang. Hadis ini juga berfungsi sebagai prinsip hukum bahwa sumpah mengenai peristiwa masa depan harus dikondisikan dengan frasa ini agar sah, karena kepastian mutlak tentang masa depan hanya milik Allah semata.

Pelajaran Spiritual

Ajaran ini menanamkan kerendahan hati, mengingatkan umat Islam bahwa meskipun upaya dan niat kita, kesuksesan hanya diberikan atas izin Allah. Ini memperingatkan terhadap kesombongan dalam ucapan dan tindakan, mendorong pengingat terus-menerus akan ketergantungan kita pada Sang Pencipta dalam segala hal.