حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَوَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ، اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا أَبِي وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ قَالُوا حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ ‏"‏ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Hadis ini telah dilaporkan pada otoritas A'mash dengan rantai pemancar yang sama dan dalam hadis yang disampaikan pada otoritas Waki' (kata-katanya adalah)

"Ciptaan siapa pun di antara kamu adalah seperti ini sehingga (air mani) dikumpulkan di dalam rahim ibu selama empat puluh malam," dan dalam hadis yang disampaikan atas otoritas Shu'ba (kata-katanya adalah):"Empat puluh malam dan empat puluh hari." Dan dalam hadis yang disampaikan atas otoritas Jarir dan Isa (kata-katanya adalah):" Empat puluh hari."

Comment

Kitab Takdir - Sahih Muslim 2643b

Riwayat ini dari Sahih Muslim membahas masalah mendalam tentang perkembangan embrio dan ketetapan ilahi, mengungkapkan hikmah di balik proses penciptaan Allah.

Tahapan Penciptaan

Hadis ini menetapkan empat puluh hari sebagai periode awal ketika mani tetap berada di rahim sebelum transformasi dimulai. Ini sesuai dengan tahap nutfah (tetesan sperma) yang disebutkan dalam riwayat otentik lainnya.

Para ulama menjelaskan bahwa variasi kata-kata (empat puluh malam, empat puluh hari, atau keduanya) menunjukkan periode esensial yang sama, dengan perawi yang berbeda menekankan aspek waktu yang berbeda.

Ketetapan Ilahi dan Perkembangan Manusia

Setelah periode empat puluh hari ini, embrio menjadi 'alaqah (gumpalan yang menempel) selama empat puluh hari lagi, kemudian mudghah (gumpalan yang dikunyah) selama empat puluh hari lagi - total 120 hari sebelum jiwa ditiupkan ke dalamnya.

Pada titik peniupan jiwa ini, empat hal ditetapkan: rezeki orang tersebut, umur, perbuatan, dan apakah mereka akan termasuk yang diberkati atau celaka.

Wawasan Ilmiah

Imam An-Nawawi berkomentar bahwa hadis ini menunjukkan kesempurnaan pengetahuan dan kekuasaan Allah dalam menciptakan manusia melalui tahapan yang tepat.

Ibn Hajar al-Asqalani mencatat bahwa periode empat puluh hari mewakili penyelesaian tahap formatif awal, setelah itu malaikat dikirim untuk mencatat ketetapan ilahi.

Riwayat ini menegaskan baik realitas fisik perkembangan embrio maupun realitas metafisik takdir, menyelaraskan pengamatan ilmiah dengan kebenaran teologis.