Rasulullah, jelaskan agama kami kepada kami (dengan cara tertentu) seolah-olah kami baru saja diciptakan. Siapa pun perbuatan yang kita lakukan hari ini, apakah karena kenyataan bahwa-pena telah mengering (setelah mencatatnya) dan pena telah mulai beroperasi atau ini memiliki efek di masa depan? Setelah itu dia berkata: Kandang telah mengeringkan takdir telah mulai beroperasi. (Suraqa b. Malik) berkata: Jika demikian, lalu apa gunanya melakukan perbuatan baik? Zuhair berkata: Kemudian Abu Zubair mengatakan sesuatu tetapi saya tidak dapat memahaminya dan saya berkata. Apa yang dia katakan? Setelah itu dia berkata: Bertindaklah, karena setiap orang difasilitasi apa yang ingin dia lakukan.
Kitab Takdir - Sahih Muslim 2648a
Hadis yang mendalam dari Sahih Muslim ini membahas doktrin Islam fundamental tentang ketetapan ilahi (al-qadr) dan tanggung jawab manusia. Penanya mencari klarifikasi tentang apakah tindakan manusia telah ditentukan sebelumnya atau apakah mereka memiliki kemanjuran yang sejati dalam membentuk hasil masa depan.
Kefinalan Pencatatan Ilahi
Tanggapan Nabi "Pena telah kering dan takdir telah mulai beroperasi" mengonfirmasi bahwa pengetahuan dan ketetapan Allah lengkap dan final. Ini merujuk pada Luh Mahfuz (al-Lawh al-Mahfuz) di mana semua hal dicatat sebelum penciptaan.
Ini tidak meniadakan kehendak bebas manusia, melainkan menetapkan bahwa pengetahuan Allah mencakup semua yang akan terjadi, termasuk pilihan yang akan dibuat makhluk-Nya.
Hubungan Antara Ketetapan Ilahi dan Tindakan Manusia
Pertanyaan Suraqa "Jika demikian, lalu apa gunanya melakukan perbuatan baik?" mencerminkan kesalahpahaman umum. Instruksi terakhir Nabi "Bertindaklah, karena setiap orang difasilitasi apa yang dia niatkan untuk dilakukan" menyelesaikan kontradiksi yang tampak ini.
Pengetahuan sebelumnya Allah tidak memaksa tindakan manusia. Sebaliknya, Dia tahu pilihan apa yang akan kita buat dengan bebas. Ketetapan ilahi beroperasi melalui sarana, dan niat serta usaha manusia termasuk di antara sarana tersebut.
Komentar Ulama tentang Fasilitasi Manusia
Frasa "setiap orang difasilitasi apa yang dia niatkan untuk dilakukan" berarti Allah menciptakan keadaan dan kemampuan yang sesuai bagi individu untuk mengejar jalan yang mereka pilih. Seseorang yang berniat baik diberikan sarana untuk mencapainya, sementara seseorang yang berniat jahat diizinkan untuk mengejarnya.
Ini menunjukkan keadilan dan kebijaksanaan sempurna Allah, yang menghakimi orang berdasarkan niat dan tindakan mereka sementara pengetahuan-Nya mencakup semua hasil.
Implikasi Praktis bagi Orang Beriman
Hadis ini mengajarkan Muslim untuk fokus pada tindakan dan niat mereka saat ini daripada menjadi sibuk dengan ketetapan yang tak terlihat. Kita bertanggung jawab atas apa yang kita pilih untuk dilakukan dalam kapasitas yang Allah berikan kepada kita.
Sikap yang tepat adalah berusaha dengan rajin dalam ketaatan kepada Allah sambil tunduk pada kebijaksanaan-Nya dalam semua hasil, mengakui bahwa baik usaha kita maupun hasilnya pada akhirnya berada dalam pengetahuan dan ketetapan sempurna Allah.