حَدَّثَنَا أَبُو بَكْرِ بْنُ أَبِي شَيْبَةَ، حَدَّثَنَا أَبُو مُعَاوِيَةَ، وَوَكِيعٌ، ح وَحَدَّثَنَا مُحَمَّدُ بْنُ عَبْدِ، اللَّهِ بْنِ نُمَيْرٍ الْهَمْدَانِيُّ - وَاللَّفْظُ لَهُ - حَدَّثَنَا أَبِي وَأَبُو مُعَاوِيَةَ وَوَكِيعٌ قَالُوا حَدَّثَنَا الأَعْمَشُ، عَنْ زَيْدِ بْنِ وَهْبٍ، عَنْ عَبْدِ اللَّهِ، قَالَ حَدَّثَنَا رَسُولُ اللَّهِ صلى الله عليه وسلم وَهُوَ الصَّادِقُ الْمَصْدُوقُ ‏"‏ إِنَّ أَحَدَكُمْ يُجْمَعُ خَلْقُهُ فِي بَطْنِ أُمِّهِ أَرْبَعِينَ يَوْمًا ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ عَلَقَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يَكُونُ فِي ذَلِكَ مُضْغَةً مِثْلَ ذَلِكَ ثُمَّ يُرْسَلُ الْمَلَكُ فَيَنْفُخُ فِيهِ الرُّوحَ وَيُؤْمَرُ بِأَرْبَعِ كَلِمَاتٍ بِكَتْبِ رِزْقِهِ وَأَجَلِهِ وَعَمَلِهِ وَشَقِيٌّ أَوْ سَعِيدٌ فَوَالَّذِي لاَ إِلَهَ غَيْرُهُ إِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ فَيَدْخُلُهَا وَإِنَّ أَحَدَكُمْ لَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ النَّارِ حَتَّى مَا يَكُونَ بَيْنَهُ وَبَيْنَهَا إِلاَّ ذِرَاعٌ فَيَسْبِقُ عَلَيْهِ الْكِتَابُ فَيَعْمَلُ بِعَمَلِ أَهْلِ الْجَنَّةِ فَيَدْخُلُهَا ‏"‏ ‏.‏
Terjemahan
Abu Huraira melaporkan bahwa Rasulullah (صلى الله عليه وسلم) bersabda

Sesungguhnya, seseorang akan melakukan perbuatan orang-orang Firdaus untuk waktu yang lama, kemudian perbuatannya akan diakhiri dengan perbuatan orang-orang Neraka. Dan sesungguhnya, seseorang akan melakukan perbuatan orang-orang neraka untuk waktu yang lama, dan kemudian perbuatannya akan diakhiri dengan perbuatan orang-orang Firdaus.

Comment

Kitab Takdir - Sahih Muslim 2651

Komentar ini mengkaji hadis mendalam mengenai finalitas perbuatan dan ketetapan ilahi dari koleksi otentik Imam Muslim.

Realitas Perbuatan Penutup

Narasi ini mengungkapkan kebijaksanaan mendalam bahwa tujuan akhir seseorang ditentukan oleh perbuatan terakhir mereka, bukan hanya akumulasi tindakan dari waktu ke waktu. Para ulama menjelaskan bahwa ini menunjukkan rahmat dan keadilan Allah yang tak terbatas.

Ibn Hajar al-Asqalani berkomentar bahwa hadis ini menunjukkan bagaimana pengetahuan Allah mencakup semua kemungkinan, dan bagaimana Dia memberikan keberhasilan kepada siapa yang Dia kehendaki pada saat kematian dengan akhir yang baik (husn al-khatimah) atau mengizinkan orang lain jatuh ke dalam akhir yang buruk (su' al-khatimah).

Kebijaksanaan Ilahi dalam Kontradiksi yang Tampak

Al-Nawawi menjelaskan dalam Sharh Sahih Muslim-nya bahwa ajaran ini melayani berbagai tujuan: ia menanamkan harapan terus-menerus bagi para pendosa dan kewaspadaan bagi orang-orang saleh, mencegah keputusasaan dan kepercayaan diri yang berlebihan masing-masing.

Kontradiksi yang tampak antara pola seumur hidup dan hasil akhir mencerminkan manifestasi tertinggi dari qadr (ketetapan) ilahi, di mana kehendak Allah melampaui harapan dan perhitungan manusia.

Implikasi Praktis bagi Orang Beriman

Para ulama klasik menekankan bahwa hadis ini harus memotivasi orang beriman untuk secara konsisten mencari perlindungan Allah dari akhir yang buruk dan untuk bertahan dalam perbuatan baik hingga kematian.

Ibn Rajab al-Hanbali mencatat bahwa "perbuatan penutup" mengacu pada apa yang seseorang mati atasnya, tidak harus tindakan terakhir mereka, tetapi keadaan hati dan komitmen mereka di akhir hidup.

Pemahaman ini harus menginspirasi kewaspadaan yang konstan, tobat yang tulus, dan ketergantungan pada rahmat Allah daripada mengandalkan pencapaian masa lalu seseorang.